Monday, April 30, 2012

Pergilah sendu..


Membaca kembali catatan-catatan beberapa minggu terakhir, jadinya malah bingung, kok bisa-bisanya, di tengah kucuran rahmat Allah yang luar biasa banyak, aku malah sendu-senduan super tidak jelas? Semoga Rakib Atid tidak mencatatnya sebagai salah satu perbuatan kufur nikmat. Naudzubillah min zalik..
Sudah cukup lah sendu-sendu itu, cukup lah marah-marah itu, cukuplah egois-egois itu. Hidup ni tak lama, tak adil membuatnya lebih singkat by always complaining, yang ada capek hati capek kaki. 

Aku serius, aku ingin berubah, aku ingin dewasa, aku ingin ikhlas, aku ingin lebih baik, aku ingin, literary, berdamai dengan masa lalu dan merencakan kembali masa depanku. Itu kan hakikat move on?? . Dan Allah yang Maha Baik, selalu tahu kebutuhan umatnya, baru saja aku mencak-mencak karena desperetely need holiday tapi lagi defisit parah karena cicilan belum lunas, eh dikasih kesempatan business trip. Bukan business trip yang lama, tapi sendirian di kamar hotel dan kesempatan untuk melihat dunia luar memang benar-benar menjadi kebutuhanku saat ini.

Ah ya sudahlah, aku nikmati saja perjalanan ini. Meeting dengan orang-orang yang tak pernah kukenal sebelumnya, sarapan canai di kedai Mamak favoritku, makan siang di secret recipe that I miss so bad, menikmati film, memandangi langit bersih, berkelana dengan LRT (walaupun tanpa rencana shopping) dan mengagumi tata kota negara ini yang tumbuh sangat cepat dan very well organized, sudah cukup buatku. I am happy. 

Dan sepulangnya dari sini aku akan dengan bangga mengumumkan kebangkitanku, dan berteriak "PERGILAH SENDU!!!!!!!!!!!!!!!". 
Friday, April 27, 2012

Asking for Forgiveness



Semburat langit pun mulai mencumbu merah..
hari telah menjemput malam
another night..
lagi..

Ah Tuhanku..
Bagaimana bisa hatiku yang absurd ini menafikan keberadaan-Mu?
Sementara setiap tetes air, butir debu dan desah angin di bumi ini
berkolaborasi untuk menunjukkan ke-Aku-anMu?

Tuhanku,
Dalam waktu yang sangat sebentar lagi,
Bidadari pagi akan hadir kembali menjalankan tugas rutinnya
Menggantikan pangeran malamnya yang tengah butuh istirahat..
Aku bertanya-tanya, kalendar yang lembarnya semakin tipis ini,
Apa yang sudah kupersembahkan sebagai bukti baktiku padaMu?

Tuhanku sayang..
Segala kekurangan yang Kau attach kedalam diriku
Sebagai pembuktian identitasku yang tak lebih dari sekedar manusia..
Pantaskah aku menjadi sombong karenanya?

Aku malu Tuhan..
Malu pada pagi yang pernah beberapa kali menjadi saksi kecuranganku
Malu pada siang yang pernah beberapa menjadi saksi kemunafikanku
Malu pada malam yang beberapa kali menjadi saksi khayalan-khalayan penuh dosa ku..
Malu pada jumlah lilin yang kutiup setiap Desember
yang menjadi penjumlahan tak terbantahkan dari banyaknya waktu yang Kau beri untuk membuat diriku indah namun justru kuisi dengan banyak pengkhianatan atas petunjukMu..

Tuhanku yang Maha Maha Segalanya..
Padahal Kau memberi terlalu banyak dan meminta terlalu sedikit..
Bagaimana bisa dunia yang tak lebih dari selembar spektrum hologram ini
menjadi begitu menyilaukan..
Menopengi semua bukti keesaan-Mu dari setiap hati-hati yang ujub??

Tuhanku...
Disisa waktuku yang entah tinggal berapa lama ini..
Kupersembahkan sujud panjangku hanya untuk satu tujuan sederhana..
Maafkan semua khilafku yang lalu ya Tuhan..
Dan buka mata hatiku untuk bisa memahami-Mu lebih baik
Agar tak terseret lagi tubuh dan hatiku ke dalam kubangan selanjutnya..

I know You'll always be here.. to guide me..

Amin..

Help me Allah..



Allah, Tuhanku yang Maha Memiliki
Aku mohon kepada Engkau,
Aku mohon bantu aku untuk menjaga hatiku dari kufur nikmat...
Aku takut..
Aku takut gaya hidup hedonis yang mulai dalam merasuki negeri ini menjadikanku manusia yang hanya tahu berhura-hura..
Sehingga rezeki ku terbuang untuk hal yang sia-sia dan hanya mendatangkan mudharat saja...
Dan pada akhirnya menjadikanku kufur atas nikmat-Mu..

Allah, Tuhanku yang Maha Pengampun..
Aku mohon kepada Engkau..
Aku mohon, anugerahkan padaku sedikit saja dari sifat pemaafmu..
Aku masih ujub.. aku masih sombong..
Sehingga memaafkan saja terasa sulit..
Padahal aku sepenuhnya menyadari dan mengetahui bahwa tidak ada orang yang sempurna..
Tak peduli sekeras apapun kita berusaha untuk membuat orang bahagia,
Tak kan semuanya dan selamanya mengerti arti setia..
Aku sadar sepenuhnya, bahwa aku pun berkontribusi atas sakitku..
Bantu aku untuk memaafkan ya Allah..

Allah Tuhanku yang Maha Cinta..
Aku mohon kepada Engkau..
Bantu aku untuk menjadi dewasa dan pantas dicintai oleh cinta yang tulus..

Allah Tuhanku yang Maha Segalanya
Permintaanku sederhana..
Jadikan aku sederhana..
Agar aku mampu memahami hidup ini dengan sederhana..

Thursday, April 26, 2012

Dear You..




Dear you..
Aku mencintaimu diluar pemahaman, 
hatiku menghela bisu 
merasakan sendat rindu yang merindang daun..


Telah kubaca tanda dari segala gerak hatimu,
kuberkaca 
dan berdoa tak jera, 
agar menjadi kita, 
suatu ketika..


(Demi apa? Moammar Emka)
Wednesday, April 25, 2012

Jodoh dan Kedewasaan Kita




Dari sebuah artikel yang ditulis oleh  Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhani

Jodoh adalah problema serius, terutama bagi para Muslimah. Kemana pun mereka melangkah, pertanyaan-pertanyaan “kreatif” tiada henti membayangi. Kapan aku menikah? Aku rindu seorang pendamping, namun siapa? Aku iri melihat wanita muda menggendong bayi, kapan giliranku dipanggil ibu? Aku jadi ragu, benarkah aku punya jodoh? Atau jangan-jangan Tuhan berlaku tidak adil?

Jodoh serasa ringan diucap, tapi rumit dalam realita. Kebanyakan orang ketika berbicara soal jodoh selalu bertolak dari sebuah gambaran ideal tentang kehidupan rumah tangga. Otomatis dia lalu berpikir serius tentang kriteria calon idaman. Nah, di sinilah segala sedu-sedan pembicaraan soal jodoh itu berawal. Pada mulanya, kriteria calon hanya menjadi ‘bagian masalah’, namun kemudian justru menjadi inti permasalahan itu sendiri.

Di sini orang berlomba mengajukan “standardisasi” calon: wajah rupawan, berpendidikan tinggi, wawasan luas, orang tua kaya, profesi mapan, latar belakang keluarga harmonis, dan tentu saja kualitas keshalihan. Ketika ditanya, haruskah seideal itu? Jawabnya ringan, “Apa salahnya? Ikhtiar tidak apa, kan?” Memang, ada juga jawaban lain, “Saya tidak pernah menuntut. Yang penting bagi saya calon yang shalih saja.” Sayangnya, jawaban itu diucapkan ketika gurat-gurat keriput mulai menghiasi wajah. Dulu ketika masih fresh, sekadar senyum pun mahal.

Tidak ada satu pun dalih, bahwa peluang jodoh lebih cepat didapatkan oleh mereka yang memiliki sifat superior (serba unggul). Memperhitungkan kriteria calon memang sesuai sunnah, namun kriteria tidak pernah menjadi penentu sulit atau mudahnya orang menikah. Pengalaman riil di lapangan kerap kalim menjungkirbalikkan prasangka-prasangka kita selama ini.

Jodoh, jika direnungkan, sebenarnya lebih bergantung pada kedewasaan kita. Banyak orang merintih pilu, menghiba dalam doa, memohon kemurahan Allah, sekaligus menuntut keadilan-Nya. Namun prestasi terbaik mereka hanya sebatas menuntut, tidak tampak bukti kesungguhan untuk menjemput kehidupan rumah tangga.

Mereka bayangkan kehidupan rumah tangga itu indah, bahkan lebih indah dari film-film India, Sahrukh Khan. Mereka tidak memandang bahwa kehidupan keluarga adalah arena perjuangan, penuh liku dan ujian, dibutuhkan napas kesabaran panjang, kadang kegetiran mampir susul-menyusul. Mereka hanya siap menjadi raja atau ratu, tidak pernah menyiapkan diri untuk berletih-letih membina keluarga.

Kehidupan keluarga tidak berbeda dengan kehidupan individu, hanya dalam soal ujian dan beban jauh lebih berat. Jika seseorang masih single, lalu dibuai penyakit malas dan manja, kehidupan keluarga macam apa yang dia impikan?

Pendidikan, lingkungan, dan media membesarkan generasi muda kita menjadi manusia-manusia yang rapuh. Mereka sangat pakar dalam memahami sebuah gambar kehidupan yang ideal, namun lemah nyali ketika didesak untuk meraih keidealan itu dengan pengorbanan. Jika harus ideal, mereka menuntut orang lain yang menyediakannya. Adapun mereka cukup ongkang-ongkang kaki. Kesulitan itu pada akhirnya kita ciptakan sendiri, bukan dari siapa pun.

Bagaimana mungkin Allah akan memberi nikmat jodoh, jika kita tidak pernah siap untuk itu? “Tidaklah Allah membebani seseorang melainkan sekadar sesuai kesanggupannya.” (QS Al Baqarah, 286). Di balik fenomena “telat nikah” sebenarnya ada bukti-bukti kasih sayang Allah SWT.

Ketika sifat kedewasaan telah menjadi jiwa, jodoh itu akan datang tanpa harus dirintihkan. Kala itu hati seseorang telah bulat utuh, siap menerima realita kehidupan rumah tangga, manis atau getirnya, dengan lapang dada.


Jangan pernah lagi bertanya, mana jodohku? Namun bertanyalah, sudah dewasakah aku??


Tuesday, April 24, 2012

Aku Punya Allah..


Bukan kesulitan yang membuat kita takut..
tapi ketakutan yang membuat kita sulit..
Karena itu jangan pernah mencoba untuk menyerah
dan jangan pernah menyerah untuk mencoba
Jalani semuanya dalam keimanan, keyakinan, kejujuran dan ketaqwaan
Tak usahlah katakan pada Allah "Aku punya masalah"
tapi katakan kepada masalah:
"Aku punya Allah.. yang Maha Segalanya.."

(Ali bin Abi Thalib)

*Thanks Kak Mira for the quote :-) 
Wednesday, April 18, 2012

Satu Momen: Pada Malam yang Mencumbu Hujan

Satu Momen: Pada Malam yang Mencumbu Hujan: Atas nama alam semesta, reguklah seluruh udara yang Tuhan limpahkan untukmu, hirup sedalam-dalam yang kau mampu, dan nikmati setiap lekuk...

Motivate Other....



Quotes hari ini: 

" Kenapa harus selalu mengikuti jalan yang sudah dilalui oleh orang lain?? Pergilah, lalui jalan-jalan baru, atau buat jalanmu sendiri, tinggalkan jejak disana agar orang lain bisa mengikutimu"

*By somebody anonymous, tapi dipopulerkan oleh Ina Fauziana Syah 
Monday, April 16, 2012

What is "single" about??

Quotes hari ini:

*Thanks to Nanda Aprilia
Sunday, April 15, 2012

Sohib Permanen

Sahabat itu seperti dua sisi mata uang. Menyenangkan tapi terkadang bisa membuat sedih. Menghibur tapi terkadang bisa menyebalkan. Mengisi waktu luang tapi terkadang tidak punya waktu luang. Tapi apapun, satu yang jelas, sahabat itu selalu ada. selalu siaga, selalu mendengarkan walau tidak selalu memberi solusi. selalu menguatkan, dan selalu memberi semangat. Tidak selalu hadir secara fisik, tapi selalu ada..  Dan yang namanya sahabat itu, walau habis bertengkar sekalipun, tetap baikan lagi. Karena orang bersahabat selalu menyadari, bahwa sahabat tidak mungkin saling menyakiti.,  setelah beradu argumen pun, tanpa harus meminta maaf pun udah baikan lagi. :-)

That's why I love them soooo muuucccchhhhhh, kendati seperti yang aku ungkapkan diatas tadi, namanya manusia dengan isi kepala yang berbeda, pasti lah perbedaan pendapat selalu muncul. Salah satu contoh, aku dan sahabatku, Nia, selaluuuuuuuuuuuu berselisih faham urusan indikator kekeranan cowok. Aku dengan filosofi "kacamata" ku dan dia dengan filosofi "putih" nya. Menurutnya, aku selalu naksir sama cowok berkacamata tanpa memperhatikan unsur-unsur lainnya, sejenis obsesif kompulsif pada kacamata. Padahal sumpah, aku ga separah itu. Cowok berkacamata memang menarik minatku, tapi kan gak serta merta membuatku jatuh cinta begitu aja. Nia dulu pernah bilang " si Intan itu, seandainya Wak Lu (orang gila yang suka nongkrong di kampusku) pake kacamata, dia pasti naksir", dan aku biasanya jawab "si Nia itu, Wak Lu di bleaching pun dia pasti naksir". Hahahaha.. kasian Wak lu jadi bahan pertengkaran. Anyway, Nia ini paling faham tentang aku. Kami udah bersahabat dari TK, ketika manusia mulai mengerti apa itu berteman, aku sudah berteman sama dia. Ga heran kan, kalo dia menyimpan hampir semuaaaaaaaa rahasia kelamku. Hehehehe..

Aku dan Nia
Sahabatku yang sebiji lagi, satu-satunya sahabat beda gender yang aku punya, bener-bener punya karakter seperti dua sisi mata uang. Kalau pagi dia bisa sangat menguatkan, malam dia bisa tiba-tiba jadi aneh. Paginya waras lagi, malamnya sableng lagi. Aku yakin dia juga berpendapat sama tentang aku. Namanya Fikri. Dulu pas kami masih satu kantor, Boss kami sering salah memanggil dia dengan Friki. Jadilah aku memanggilnya juga Friki sejak saat itu. Nah ada satu percakapan yang sangat ga penting, terjadi pada suatu malam saat tingkat kegalauanku mencapai level yang lumayan tinggi. Hehehe.. Dan entah kenapa, malam itu aku memilih Friki untuk jadi tempat curhat. Suatu keputusan yang kemudian membuat malamku lebih galau *buseettt..

Malam itu, jam setengah 1. Aku bbm Friki
Frik, kok aku ngerasa ga ada yang naksir yah? *pertanyaan orang galau

Dalam khayalanku, seorang sohib nan sempurna akan menjawab pertanyaan itu dengan lemah lembut, menghibur, memaparkan keindahan ku sebagai sohibnya, dan membesarkan hatiku. Tapi Friki, my boybestfriend itu menjawab:

"Emang ga ada, cemana jadi mau dibikin??:

Frikiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii........jawabanmu itu loh. Fiuuhh.. Anyway pagi-paginya dia bbm aku lagi. Aku fikir mungkin dia mau minta maaf.

Friki  : Tan, kenapa sih semalam nanya-nanya gitu? Aku kan udah tidur
Intan : Iya, semalam aku galau... *berharap friki akan menghiburku kali ini
Friki : Hmm.. memang terkadang fenomena kayak gitu terjadi tan, fenomena kayak kita punya kios, dimana ga sebatang rokokpun laku dijual.
Intan : Frikiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii...............................&^$#*&(#@%*

Begitulah sohib, terkadang aneh dan menyebalkan, tapi sohib tetap sohib, yang kau cari setiap hatimu galau, yang kau curhatin setiap kali kau butuh untuk didengarkan.

Asal tau aja ya, ini poto si friki yang aku pasang dalm keadaan tertekan dan terpaksa. Ini juga poto dia pilih sendiri, dia kirim lewat bbm dan dia suruh posting sesegera mungkin. Hadeehh..


Sahabat terparah di dunia satu lagi adalah Didit, yang sekarang lagi sekolah di Jerman. Well, Didit ini sebenarnya lebih "Adik" ketimbang sohib. Apapun namanya, dia termasuk yang paling deket juga. Nah Didit dan istrinya, Lia, adalah pasangan yang merupakan kombinasi dari Asterix dan Obelix, Spongesbob dan Patrick, Heejun dan Philips, kompak banget. Mungkin karena Didit dan Lia berlawanan jenis, kekompakan tersebut akhirnya berujung pada pernikahan. Hehehe..  Didit ini bijaksana, cerdas, dewasa tapi terkadang (well, many times) punya jawaban ngaco atas pertanyaan-pertanyaan kita. Satu contoh, ketika aku lagi maen sepeda di sekitaran kampus, aku bbm Didit.

Intan : Dit, maen sepeda yok, kakak lagi sama si Asep nih. (Asep tu sepedaku)
Didit : Hari ini ga bisa kak.. besok ya Dit kenalin sama si Bunga, sepeda Dit.
Intan ; Idih, sepeda kok namanya Bunga? Kayak nama korban perkosaan?
Didit : Ketimbang Asep? kayak nama tukang perkosanya.
Intan : *speechless..

ka-ki : Ijaliskuspembersihkakus, Didit, Aku, Lia

Fitria alias Pipit, adalah sohibku yang paling objektif kalo diajak curhat. Dia bijaksana, bijaksini dan manis sekali . Sometimes, pipit ini merangkap sebagai partner in denial. Misalnya, morning I told her to calmdown, move on and stop crying, then in the night, I am the one who cry. In the morning she asked me to stop stalking somebody's life, tapi besoknya dia ngaku dia baru aja stalking somebody's tweet. Hahaha.. tapi justru semua denial-denial bego itulah salah satu faktor yang membuat betah lama-lama ngobrol sama dia. She is also my adventure pal. Kawan bertualang, petualangan kami di Malaysia *it was not really bertualang karena Malaysia-Indonesia looks similar lah..* adalah pembuka dari perjalanan-perjalanan kami yang berikutnya. Well, sampai saat ini belum ada perjalanan berikutnya sih, karena kami sama-sama disibukkan dengan karir masing-masing, plus, persiapan pernikahan Pipit. Yeah, my bestfriend is going to marry, menyusul bestfriend-bestfriendku yang lain. Nia, Sri, Pipit, Didit and soon, Friki.

Me and Pipit


Menyadari sahabat akan menikah sebenarnya, sejujurnya, dari lubuk hati yang paling dalam, menciptakan rasa khawatir dan takut kehilangan.. Tapi kebahagiaan sahabat, adalah kebahagiaanku juga. Apapun yang terjadi, apapun status yang kami sandang, sahabat adalah sahabat. Selamanya, permanen. Akan selalu manis seperti permen, akan selalu ada seperti udara. Love you guys..

Fun Walk 15/04/12. Ki-ka : K' Emma, Sepupu Tania, Tania, Aku, Nia, Norma


Rihlah Alue Naga 15/04/12 bersama kelompok Khalaqah.

My EE team

Friday, April 13, 2012

Nothing else really matter..


Salah satu kebiasaanku yang paling sering aku lakukan kala bekerja adalah: sejenak meninggalkan pekerjaan ketika pekerjaan kurasakan sangat bertumpuk. Well, sebenarnya itu hanya sedikit langkah kecil penghilang jenuh dan stress dengan main game 5 menit, atau mendengarkan beberapa lagu jazz kesayangan.. Just like today, while I am facing some deadlines, report I should finish dan hal-hal lain terkait urusan beneficiaries, aku merasa sangat jenuh, dan aku putuskan untuk memutar CD Sparkling Jazz- ku dan bersantai sejenak.

Lagu pertama di CD ini adalah You're my Everything-nya Patrizio Buanne. Detik pertama lagu ini diputar, lenyaplah sudah keinginan untuk mendengarkan lagu sambil memejamkan mata, karena perasaan yang muncul mendadak adalah sedih.. Maka aku putuskan untuk menulis, kuharap bisa meredakan sedikit galauku, yah, ketimbang aku nangis bombay ga jelas untuk sebab yang ga jelas yang disebabkan oleh sesuatu yang lebih ga jelas lagi, aku menulis sajalah..

So, ada apa dengan lagu ini? Well, it's one of the nicest song in the world, betul. Lagu cinta abadi sepanjang masa, betul. Tapi lebih dari itu, lagu ini adalah salah satu lagu yang terdapat pada file kompilasi lagu yang dulu paling sering aku dengar di laptopku. Aku bawa file itu kemana-mana dalam flashdiscku, aku copy file itu ke hapeku, dan aku dengar setiap kali ada kesempatan. File lagu itu telah berjasa menyelamatkan mood ku ketika aku sedang sendirian di kamar kosku dulu, menyenangkan hatiku saat ada masalah kerjaan, dan menenangkan ku saat bekerja dimana saja kapan saja.. File itu adalah sarana pembunuh rindu di tengah malam, ketika aku tak bisa tidur lagi setelah shalat tahajud dan mengaji..

So why that file was so important? Lagu-lagu yang ada di file itu semuanya adalah common songs yang dengan gampang sekali bisa ditemukan dan di download dari internet. Yang membuatnya spesial adalah asal muasal file itu.. File itu adalah pemberiannya yang pertama pada awal-awal kebersamaan kami. Berisikan banyak sekali lagu cinta, file itu seolah mengungkapkan segalanya.. Rasa cinta, damba, perasaan sayang, takut kehilangan, cinta lama yang bersemi kembali, keinginan untuk selalu bersama..

Pada saat itu, yang ada hanya cinta, nothing else really matter...

The file is not anymore exist in my computer, I've deleted it in the same day when I decided to remove him from my social network, love book and photo album. Namun kemudian sebuah file lain hadir di flashdisc ku, file yang berisikan lagu-lagu bermakna berkebalikan dari lagu-lagu pada file 2007 itu. Semua di file itu adalah tentang kehilangan, rasa bersalah, ketidakmungkinan dan ketidak kuasaan untuk mempertahankan, penyesalan dan patah hati. File yang murung..  Mungkin memang sudah jalannya seperti itu, diawali dengan lagu, diakhiri dengan lagu.

Pada saat itu, yang ada hanya perih, nothing else really matter..

Seperti yang aku katakan di awal tadi, file itu membuat murung, maka sudah pula kuhapus. Paska perpisahan yang dramatis itu (sumpah kayak sinetron!!), kuputuskan untuk meminta bantuan Allah menghapus perihku. Kuperbanyak ibadah sunnah ku, kurajinkan puasaku, dan kutanamkan komitmen pada Allah untuk selalu mencari dan memperbanyak ilmu tentang-Nya. It works. It really works for me. Percayalah kawan, patah hati itu, yang ada hanya perih. Kita bukan malaikat, kita punya nafsu, kita punya ambisi, kita punya gengsi, kita punya dengki, kita punya hati yang grafiknya berfluktuasi setiap saat. Tapi dekat dengan-Nya membuat kita lebih tenang, lebih positif dalam menghadapi apapun yang kita hadapi dan yang paling penting, ada rasa yakin yang berlipat-lipat  tentang besarnya kuasa Allah, bahwa semua doa-doa kita, impian dan keinginan kita, akan Allah kabulkan bila kita minta, sekarang atau nanti hanyalah masalah waktu.

Bukan masalah lagu.. bukan masalah aku atau kamu.. hanya masalah waktu..

Sehingga saat ini, disaat sedih sekalipun, yang ada hanya Allah, nothing else really matter.. 
Thursday, April 12, 2012

Girls are like...

Quotes hari ini:

*Thanks to Nanda Aprilia (wow, what a collection :D )

Quote Bob Marley



You may not be his first, his last, or his only. He loved before he may love again. But if he loves you now, what else matters? 

He’s not perfect. You aren’t either, and the two of you will never be perfect. But if he can make you laugh at least once, causes you to think twice, and if he admits to being human and making mistakes, hold onto him and give him the most you can. 

He isn’t going to quote poetry, he’s not thinking about you every moment, but he will give you a part of him that he knows you could break. 

Don’t hurt him, don’t change him, and don’t expect for more than he can give. Don’t analyze. Smile when he makes you happy, yell when he makes you mad, and miss him when he’s not there. Love hard when there is love to be had. 

Because perfect guys don’t exist, but there’s always one guy that is perfect for you...

Tuesday, April 10, 2012

Nama Belakang

Fiuhh.. akhirnya sampai juga di kantor, di tempat aku bisa menulis sebelum kerjaan dimulai. Aseekk.. Yang aku tulis kali ini sebenarnya hasil khayalanku semalam suntuk, yang membuatku ga tidur-tidur sampe jam 2, dan mengakibatkan aku shalat subuh jam 7 siang. Ya Allah.. ampuuunnn..

Kenapa aku ga punya nama belakang?? Kalo aku punya nama belakang, apa ya bagusnya? Nah pertanyaan itulah yang menghantui *halah fikiranku semalaman plus setengah pagian. Gara-garanya, nonton How I Met Your Mother, ketika Lily bingung memutuskan apakah setelah menikahi Marshal, dia akan mengganti nama belakangnya atau tetap memakai nama keluarganya.

INTAN MAULIDA. Udah cukup memadai lah untuk ukuran orang Indonesia yang memang ga semuanya terbiasa memakai nama belakang. But, aku baca sebuah hadist, yang intinya adalah memuliakan nasab. Salah satu caranya adalah memakai nama ayah dibelakang nama kita. Sangat masuk akal sebenarnya, secara waktu kecil dulu, kalo ada temanku yang ga sengaja (ato sengaja) memecahkan jendela seseorang, trus yang empunya jendela keluar, dan bertanya:

Empunya jendela   : Heh, siapa nama kamu anak nakal?
Temenku               : Heejun (contoh..)
Empunya jendela   : Anak siapa kamu????
Temenku              : Anak Pak Ramli.. (bokiiss)

Heeeeiiiiii... Pak RAmli itu kan Bapak guee.. Nah di kasus-kasus seperti itulah menurutku, family name sangat diperlukan. Makanya aku kagum sama kebiasaan orang Melayu, baik di Indonesia, Malaysia ato dimana saja, yang meletakkan nama ayahnya di belakang namanya. Agar jelas nasabnya dan memberi kemuliaan pada ayahnya. Gitu kata hadist yang kubaca. Aku pernah nyobain pasang nama Ayahku pas lagi ganti profile Skype. Intan Maulida Ramli. Dan 5 komen pertama yang aku terima berbunyi : Waahh.. Intan udah nikah ya.. selamat ya.. Bang Ramli tu kerja dimana? Kapalo...

So, kenapa aku ga punya nama belakang?? Mungkin karena aku adalah orang Indonesia kebanyakan, dimana nama belakang ga terlalu penting untuk dipublish karena memang ga ada yang kenal. Hehehe.. bayangkan kalo aku anaknya Bakrie, secara menantunya aja rela mengganti nama belakangnya dengan family name Papa mertua, walopun sebenarnya itu dilarang dalam Islam karena bisa mengaburkan nasab.Btw, sekarang-sekarang ini , dengan nama dua suku yang aku miliki, aku males nulis inisialku. Kalo orang-orang kan nulisnya IR, atao FR, atau kayak temenku TG (Trisha Gustania) kan bisa dipanggil Tiji..Tiji..kesannya sangat mengagumkan. Lah ini, IM, orang manggilnya Iyem..Iyem.. gitu. Hadeehh..

Kalo aku punya nama belakang, aku pengennya nama itu adalah nama yang keren, sehingga ketika aku menulis inisialku untuk para penggemar buku-buku karyaku (amiinn), aku bisa menulisnya dengan pede. Contoh : IMF. Kan keren tuh, kayak nama gudang duit. Tapi aku ga bisa pasang huruf F karena ayahku bukan pak Famli. Kalopun nanti suamiku namanya F (Fetuccini??) aku ga bisa pasang nama itu jadi nama belakang karena dia bukan ayahku.

Kemudian aku berfikir lagi, bagaimana kalau aku pakai nama pena? aku rasa rata-rata penulis punya nama pena. Aku bisa bikin nama pena yang kereeennn... Misalnya Aisha Rawararay. Baru saja aku senang memperoleh nama itu, aku tersentak lagi, masalahnya sekarang adalah, aku ni pelupa sangat kalo urusan nama, sedangkan aku menyimpan semua data mengenai orang-orang, baik daerah asalnya, keluarganya, kerjaannya, kenal dimana, tu smua dari namanya. Kalo diistilahkan, nama bagi otakku  adalah seperti thumbnail pada blog. Kalo lupa nama, lupalah semua. Dan itu udah kejadian di hari Minggu beberapa minggu yang lalu, ketika aku sama sepupuku lagi pengajian rutin di masjid Oman. Waktu itu aku baru seminggu pulang dari Brastagi untuk team building sama semua staff Muslim Aid di seluruh Indonesia. Abis shalat Ashar, muncullah sesosok kakak-kakak yang wajahnya familiar tapi aku ga tau namanya siapa.

Kakak Misterius   : Heiiiii Intaaannnn... Apa kabarrrrrrr...
Aku                      : Hei kakaaakkk.. kabar baek alhamdulillah, kakak makin cakep aja *sumpah sok kenal
Kakak Misterius   : Makasih. lagi ngapain dek?
Aku                      : Liqo' kak, lagi nungguin Murabbi nya dateng.. kakak abis dari mana? *mancing #1
Kakak Misterius   : Abis dari kampus..
Aku                     : Ooo.. Mau kemana abis ni kak? *mancing #2, yg pertama gagal.
Kakak Misterius   : Mau pulang lah.. Intan dimana sekarang?? *maksudnya tinggal dimana
Aku                     : Intan kerja di Muslim Aid kak.. *salah faham
Kakak Misterius  : Ya tau laaahhhh.. kan minggu lalu kita satu kelompok pas team building

Gubraakkkkk.. kawan kantor rupanya.. gubrak gubrakk..

Nah, dari kejadian itu, aku menyimpulkan bahwa mungkin aku ga usah punya nama pena, karena kalo nama orang sekantor aja aku lupa, berarti besar kemungkinan aku juga bisa lupa nama penaku. Duh kawan, sungguh rumit dan membingungkan urusan nama belakang ini. Wajar kan aku insomnia memikirkannya?

Tapi setelah merenung, aku fikir mungkin ide tentang aku yang ga punya nama belakang adalah ide bagus, aku memilih untuk tidak menyingkat namaku untuk keperluan apapun, karena pilihanku cuma ada dua: rela dipanggil Iyem, atau pake singkatan "IMR", yang kayak susunan acak dari sebuah prosedur pemeriksaan orang sakit.

Yah.. gitulah.. rencana Allah selalu yang paling bagus..
Wednesday, April 4, 2012

Ketika hidup tak lagi seimbang

Walaupun judulnya terkesan serius, informatif dan edukatif, tapi sungguh, ini bukan tulisan yang mendayu-dayu, apalagi merayu-rayu. ini adalah kisah hidup adikku.. Kisah nyata, tapi sekali lagi, tidak mendayu-dayu dan tidak merayu-rayu.

Ceritanya begini:
I have only one little brother. He's the only sibling I have. Banyak sekali perbedaan diantara kami, mulai dari beda umur yang lumayan jauh (8 tahun), beda gender, beda karakter, beda hobi dan beda-beda yang lain. Salah satu perbedaan yang paling besar dan sering menjadi konflik adalah: Dia pet lover, dan aku pet hater. Aku ga suka ada hewan apapun di rumah, sementara dia cinta setengah mati sama kucing.

Pada suatu hari, singgahlah di rumahku sebentuk kucing kampung kurus yang batuk-batuk. Sosok tubuhnya menggambarkan situasi politik yang kacau balau, keadaan fisik yang amburadul dan kondisi finansial yang morat marit, sementara raut wajahnya menyiratkan penderitaan dan cobaan yang maha berat. Intinya mengenaskan lah gitu. Aku kasihan melihatnya, namun dedikasi ku pada kucing itu hanya sampai pada batas memberikan makanan sisa yang aku letakkan diluar pagar. Beberapa saat kemudian, adikku keluar, menemukan kucing itu, menggendongnya dan membawa kucing itu ke kamarnya.

Ga ada yang tau apa yang dia lakukan pada kucing itu sampai dua minggu kemudian, aku melihat sesosok kucing gemuk dengan suara membahana dan bulu indah mempesona turun melompat lompat dari tangga dan menari balet. Tak salah lagi, itu kucing yang dua minggu lalu terlihat mengenaskan, aku bisa tandai dari bentuk senyumannya (well, kucing juga punya signature smile kan?)..



Dan dibelakang kucing itu, turunlah adikku yang rada gondrong, terlihat lebih kurus dan rada kucel, tersenyum bangga memamerkan masterpiece nya, kucing kampung berpenampilan kota.

Setelah diinterogasi, akhirnya adikku dengan bangga memaparkan rahasia dibalik make over kucing itu. Rahasianya adalah : Whiskas. Ya, whiskas makanan kucing yang mahal itu. Yang warna sampulnya lebih menarik ketimbang bubur bayi, yang harganya lebih mahal ketimbang Tim-Tam, biskut favoritku.

Dengan pengakuan tersebut, terjawablah sudah misteri dibalik berat badan adikku yang berkurang, keengganannya untuk jajan dan kegemaran barunya ngemil kerupuk emping (itupun dikasih sama sodara dari kampung)  selama dua minggu. Jawabannya adalah : duit jajannya habis buat beli whiskas. Yahh.. miris tapi lucu, lucu tapi menyedihkan.

So, begitulah kawan, ketika kita kuliah ekonomi tapi sulit memahami struktur keseimbangan aktiva pasiva.
Entah judulnya "dedication" atau "pathetic sacrifice" :-D

Tragedi Poto Passport

Demi memperpanjang masa berlaku passportku, pada suatu hari yang mendung gulita (sebenarnya ga memenuhi syarat untuk ditambahkan kata "gulita" karena ga gelap-gelap banget, tapi ya udah lah, anggap aja kosakata baru), daku pergi ke kantor imigrasi untuk memenuhi panggilan pemotretan (halah bahasanyaaaaa)..  Sebenarnya hari itu aku emang lagi rada-rada gedek sama imigrasi, secara prosedur, persyaratan, sama biaya memperpanjang passport persis sama kayak bikin passport baru. Padahal kan mestinya ga gitu ya? Anyway, aku menghabiskan hampir setengah harian itu untuk ngobrol masalah prosedur ini sama temen-temenku, ngobrolnya mencakup adegan saran, kritik dan sedikit ngomel-ngomel.

Singkat kata singkat cerita, aku nebeng mobil kantor yang kebetulan pergi kearah yang sama, dan diturunkan di kantor imigrasi.Sesampainya disana, aku ngantri tunggu giliran buat dipoto. Pas ngantri itu aku ketemu sama salah satu dosenku yang juga nunggu giliran buat dipoto. Akhirnya nomorku dipanggil. Dalam proses verifikasi data sebelum foto, aku denger ada yang manggil namaku. Ternyata itu temen SD ku, udah hampir 20 taon ga ketemu dan dia sekarang bekerja di kantor imigrasi. Jadi di ruangan itu ada tiga petugas, tukang poto yang sebut saja namanya Bang B, Kak A dan Temen SDku yang bertindak sebagai pewawancara.

Kak A     : Silahkan Intan duduk dikursi di depan saia
Intan        : Baeklah.. (dengan senyuman khas banci poto)
Kak A     : Kita mulai ya.
Intan        : *Pasang muka senyum andalan selebar tampah
Kak A     : Ya, 1..2..3... *trus menggeleng-geleng
Intan        : Kenapa kak?
Kak A     : Kita ulang ya..1.. 2...3.. *geleng-geleng lagi
Intan        : Kenapa kak?
Kak A     : Kita ulang aja ya.. coba duduknya agak kedepan lagi. Ya. 1.. 2..3 *geleng-geleng lagi.
Intan        : *Senyumnya tinggal selebar cobek
Kak A     : Coba kepalanya miringin dikit, 1.. 2.. 3... *geleng-geleng LAGI
Intan        : Emang ada apa ya kak?
Kak A     : Ga ngerti nih..kita coba poto orang lain dulu ya..

Maka orang setelahku, yang ternyata adalah dosenku, masuk ke ruang poto. Ajaib nian, sekali take potonya langsung jadi, Sodara-sodara..

Kak A     : Ayo Intan kita coba lagi.. mungkin tadi kamera saya lagi heng. Oke ya, 1.. 2...3.. *menggeleng lebih keras dari  sebelumnya, karena frustasi kayaknya.
Intan        : *Mulai panik.. Aduh ada apa ya kak?
Kak A     : sensor matanya ga mau baca mata kamu..
Intan        : *Panik beneran. DUH, KENAPA MATA SAYAAA????

Muncullah si Temen SD yang mencoba memberi solusi..

Temen SD : Intan kecapekan kali matanya.. makanya ga kebaca sama sensornya.. kebanyakan kerja sih..coba deh ke toilet dulu, cuci muka, istirahat bentar trus balik lagi.

Pada saat itulah, dosenku yang lagi diambil cap jarinya dan orang-orang yang ngantri dibelakangku memandangku penuh kasihan, mungkin dalam benak mereka "Diapain ya si Intan sama Muslim Aid, sampe kecapekan kayak gitu..", saat itu aku merasa kayak korban kerja rodi yang kelelahan setengah mati dan bikin passport karena dideportasi.

Demi terciptanya sebuah poto passport, aku pun pergi ke toilet dan mencuci wajahku dengan sungguh-sungguh. Setelah ngaso 10 menit, aku masuk lagi ke ruang pemotretan dengan wajah super polos tanpa bedak sama sekali.

Kak A    : Kita coba lagi ya.. mudah-mudahan kali ini bisa. Senyum ya kak
Intan       : yeahh *senyum selebar sendok
Kak A    : 1...2....3.. HUWAAAAAA.. GA BISAAAAAA... *tereak frustasi
Intan       : HUWAAAAAAAAAA.... *Frustasi juga.
Bang B   : Coba sini sama saya aja, semoga sama saya bisa
Intan       : *Pindah tempat duduk
Bang B   : Simsalabim abrakadabra, 1.. 2.. 3.. *geleng-geleng
Intan       : *mata mulai gatel ni pengen nangis.
Bang B   : Sabar.. sabar.. jangan menyerah, calm down, tarik nafas 1..2...3. *geleng-geleng lagiiii
Intan       : Aduh kenapa ya ga bisa-bisa.. apa wajah saya segitu abstraknya?? *sediihhh..
Bang B   : Kayaknya salah jilbabnya dek, coba jilbabnya digeser dikit keatas lagi, dilebarin dikit lagi kesamping.
Intan       : *melaksanakan saran Bang B
Bang B   : Ya, 1...2..3.. Ya, ADDDOOOOHH.. KAGAK BISAAA JUGAAAA..

Seperti biasa, ditengah kehebohan, selalu ada pahlawan, temen SD muncul lagi (mencoba) memberi solusi

Temen SD : Tenang sodara-sodara.. kita panggil IT nya..

Beberapa menit kemudian, Bang IT pun tiba. Aku pun mengambil tempat di depannya. Karena udah capek senyum dan rada pesimis, aku pasang straight face aja di depannya.

Bang IT     : Oke, siap ya.. 1... 2... 3. Yup, berhasil.
Intan, Bang B, Kak A dan Temen SD : hhhhhaaaaaaaahhhhhhhh???????????? berhassiiiilll????????
Bang IT     : Iya, abisnya tadi blitz nya ga disesuaikan sih.. semakin eksotis (nah ini karanganku aja, sebenarnya dia mengungkapkan "eksotis" dengan kata lain) kulitnya, blitznya digeser ke kanan.. Nih udah jadi potonya.

Yaaaeeeelllaahh. Jadi, drama dan horor pemotretan selama hampir sejam itu adalah GARA-GARA BLITZ???? Bukan gara-gara mataku kelelahan atau jilbabku kurang lebar?? Yaeeelllaaaahhhhh...

Anyway beberapa menit kemudian si Temen SD memanggilku untuk verifikasi data. Dan disitulah sodara-sodara, di data itulah, muncul benda itu, benda yang akan kupakai selama 5 tahun kedepan, benda yang merupakan wujud karmaku karena marah-marah sama imigrasi setengah harian, benda yang menampilkan seseorang yang cocok banget jadi bintang iklan "Feed the poor, Empower Rural Women-End Hunger & Poverty" nya si Nanda.

Benda itu adalah potoku, hasil jepretan Abang IT tercinta, poto yang menunjukkan sesosok wajah coklat berminyak yang bedaknya ilang tersapu air, dengan poni mencuat akibat jilbab yang digeser-geser, plus bibir pucat yang membentuk garis lurus karena kecapekan senyum.

Dan gadis di poto itu my friend, adalah aku...
 

Blog Template by BloggerCandy.com