Thursday, June 30, 2016

Setetes Pelipur Untuk Lara Ilara



 

Seorang balita tampak asyik bermain dengan gelas-gelas plastik di depan gubuknya. Bajunya lusuh, rambutnya kusut dan kulitnya legam, sebagai anak yang tinggal di perkampungan pemulung, penampilannya tampak wajar, sama seperti teman-temannya yang juga tinggal di lokasi yang sama. Namun ada yang berbeda, balita itu tak pernah tersenyum.

Ialah Ilara Mulya, umurnya 3 tahun. Seiring dengan namanya, hidup Ilara seolah selalu didera lara. Terlahir di keluarga pemulung, Ilara sudah biasa dibawa ke tempat-tempat kotor sejak bayi, menghabiskan waktu menemani orang tua dan neneknya memulung, berteman debu, asap dan bakteri.
Saat umurnya 1 tahun 3 bulan, ayahnya tewas dibunuh ketika sedang memulung di taman sari. 44 hari kemudian, ibunya kabur dari rumah karena tak tahan hidup menderita, meninggalkan Ilara bersama neneknya yang juga sangat miskin. Sejak itu, Ilara berhenti tersenyum.

Nenek Ilara juga adalah seorang pemulung, sama seperti orang tuanya. Setiap hari sang nenek membawa Ilara serta saat bekerja, Ia tak tega meninggalkan Ilara dirumah, karena anak-anaknya yang lain juga memulung. Kini sang nenek tak mampu lagi bekerja maksimal, sebelah matanya hancur terkena patahan kayu saat ia sedang memulung sebulan yang lalu. 

Beberapa bulan yang lalu petugas survey dari sebuah lembaga internasional datang ke desa tempat Ilara tinggal untuk keperluan pendataan calon penerima beasiswa, ia mewawancarai nenek Ilara dan meminta data-data ilara,mencoba untuk mengetuk pintu hati dermawan yang mau membantu biaya Ilara ketika ia sekolah nanti. Dua minggu yang lalu, oleh lembaga yang sama, Ilara diajak berbelanja baju baru, agar ia tampak bersih di hari lebaran nanti, memberi setetes pelipur bagi lara Ilara.

 Lembaga itu bukan satu-satunya, uluran bantuan demi bantuan senantiasa mengalir dari mereka yang tulus. Meski belum mampu melepaskan Ilara dari rantai kemiskinan, namun para penolong yang murah hati sedikit banyak telah meringankan beban Ilara dan juga pemulung-pemulung yang lain. Namun satu yang belum mampu mereka lakukan, mengembalikan senyum Ilara.



 

Blog Template by BloggerCandy.com