Menyentuh kembali tuts keyboard setelah sekian lama. Bukannya tak punya ide, justru memoar demi memoar, kejadian demi kejadian, harapan yang buyar, prestasi yang diraih, semuanya muncul dan tenggelam, datang dan pergi, membentuk sebuah antologi yang belum tertata dan penuh kejutan, sehingga masih terlalu berantakan untuk ditulis. Namun hari ini, aku coba menulisnya. Menulis, buatku, adalah caraku untuk menjelaskan pada diriku sendiri, bahwa apapun yang terjadi sebenarnya tidaklah sebaik, seburuk, sesulit atau semudah yang terlihat. Menulis membuat semuanya terlihat lebih teratur, tak ubahnya seperti membuat list pekerjaan, menulis membuat semuanya terlihat lebih teratur, sehingga lebih mudah dalam menyusun langkah untuk menghadapi semua cabaran, godaan, perasaan, kesibukan..
Banyak sekali yang terjadi, seperti yang aku ungkapkan diawal tadi. Dalam rentang waktu beberapa bulan ini, ada mimpi yang menjadi kenyataan, ada harapan baru yang terbentuk, ada gelar baru yang disandang, ada kebohongan-kebohongan yang terbongkar.. Kebohongan itu, yang berusaha disembunyikan setahun penuh, akhirnya terbongkar dengan dramatis. Terjawab sudah semua keraguan, kebingungan, kesedihan, kepahitan, ketersia-siaan dan pengorbanan tanpa arti. Keterbongkaran itu meninggalkan pedih yang teramat sangat, penyiksaan tiada terperi selama beberapa hari penuh dan sakit hati yang berusaha kutahan. "I know how you feel" kalimat yang paling sering diucapkan untuk menghiburmu, tapi percayalah, itu hanya hiburan, bagaimana seseorang bisa benar-benar mengerti apa yang tidak dia rasakan sendiri?
Aku tahu, bahwa hidup ini bagaikan dua sisi mata uang. Sedih dan gembira, perih dan tertawa, hidup dan mati, meski berbeda dan bertolak belakang, namun keduanya selalu menempel di sisi mata uang yang sama, yang setiap hari diputar oleh kehidupan kita, sisi mana yang akan hadapi hari ini, baru terlihat setelah koin itu berhenti berputar, tak peduli sekeras apapun kita coba untuk menebaknya. Dan setiap sisi itu hanya dipisahkan oleh hijab yang sangat tipis bernama takdir, menjadikan kehadiran hanya sekedar ilusi, dan kehilangan sebenarnya tak lebih dari sekedar angin lalu..
Hidup ini adalah main-main, senda gurau, namun ketika hati dan perasaan mulai terlibat, selalu, keputusan apapun terlihat sulit, terutama ketika luka hadir dikarenakan oleh sayatan yang dibuat oleh manusia yang selama ini menghuni hatimu, seseorang yang datang disaat hatimu lelah karena terlalu lama mendayung sendirian, yang selalu ada kapanpun spektrum warna warni hidupmu terasa terlalu buram untuk ditanggung sendiri. Tapi apapun dan bagaimanapun, aku percaya aku tegar, aku yakin aku bisa melalui semuanya. Hidup ini hanya senda gurau, tak kan ada ujian yang terlalu berat, karena Pemilik Alam takkan membebani alam dengan cabaran yang pahitnya tak tertanggungkan..
Membongkar kembali catatan-catatan lama, betapa banyaknya.. tidak semuanya tentang dia, namun yang tentang dia, selalu tentang cinta. Terfikir hendak menghapus semuanya, seperti benda-benda kenangan lainnya yang aku buang, namun dua alasan mencegahku untuk membenci, alasan pertama, Allah melarang membenci saudara seiman, dan kedua, catatan-catatan itu akan mengingatkanku, bahwa sepahit apapun akhirnya, seseorang itu pernah memberiku bahagia.
Hidupku warna warni, tak kan ada warna ku yang luntur hanya karena satu kehilangan itu.. Satu warna berubah menjadi transparant, warna-warna yang lain akan bekerjasama dengan alam, takdir dan doa-doaku, menghiasi hidupku dan membuatku tetap indah. Aku akan baik-baik saja.. :-)