Monday, April 25, 2016

It was seem so right..

Aku yakin semua orang pasti pernah berbuat salah dan merasa menyesal. Efek dari penyesalan ini yang berbeda pada setiap orang. Ada yang menyikapinya dengan tenang dan menjadikannya pelajaran, an dan ada juga orang yang berlarut-larut dalam penyesalannya sehingga memutuskan untuk melakukan hal-hal bodoh. People changes, seiring berjalannya waktu, kedewasaan orang pun (harusnya) bertambah. Tapi ada juga orang yang waktunya berjalan mundur, yaitu orang yang jelas semakin hari semakin banyak berbuat salah. Ada juga orang yang waktunya membeku, yaitu orang yang selalu mengulang-ulang kesalahan yang sama walaupun kesalahan itu sudah membuatnya jungkir balik beberapa kali.

Apa penyesalan terbesarku? Banyak. Banyak sekali perbuatan dan sikapku di masa lalu yang membuatku malu bahkan hanya untuk mengingatnya. Ya Allah.. semoga Allah membuka pintu ampun seluas-luasnya.

Many years ago, semua harus tentang aku. People was giving me too much claps, and so too much praises, makin me living in a "me first" attitude and too much pride. Tanpa sadar aku semakin jauh dari orang-orang yang benar-benar peduli padaku dan semakin dekat pada diriku sendiri. Dalam setiap perkumpulan, aku menceritakan tentang aku. Dalam setiap pertemuan, aku memuji diriku. Waktu itu aku merasa menjadi orang hebat tanpa sadar bahwa aku sebenarnya sedang menjadi orang egois. It was seems so right.., sampai kapan aku menjalani hidup seperti itu? sampai pada suatu saat, sahabatku  mengatakan sesuatu yang membuatku shock. "Kamu sombong. Kamu selalu bilang kamu tidak suka orang sombong, tamu malah menjadi lebih sombong dari orang-orang yang kamu sebut sombong", katanya..

Bertahun-tahun kemudian, bekerja dan melanjutkan sekolah membuatku berinteraksi dengan banyak orang. Perlahan tapi pasti aku mulai belajar menghargai orang lain, mendengarkan cerita mereka, mengurangi cerita tentang aku, memperdulikan mereka dan mengurangi rasa peduliku pada diri sendiri, berusaha sekuat tenaga membuat semua orang bahagia, meski aku tak bahagia, Jungkir balik mempertimbangkan perasaan orang tanpa peduli perasaan sendiri, seolah aku balas dendam pada diriku sendiri karena telah bertahun-tahun jadi orang egois. Waktu itu aku hanya ingin jadi orang baik, tanpa sadar bahwa sebenarnya aku sedang menjadi orang bodoh. It was seems so right.. kapan aku menyesalinya? Sampai aku dikhianati oleh orang-orang yang aku percaya, dan ketika aku kehilangan anakku..

Nowadays, aku menjalani hidupku dengan berusaha menjadi orang bijak, walaupun dengan sifat alamiahnya sebagai tempat salah dan lupa,  manusia takkan pernah benar-benar menjadi bijak. Tapi aku percaya bahwa pengalaman adalah guru terbaik. Hidup mengajarkan kita menjadi dewasa. Allah tidak memberi kita umur untuk dijalani sia-sia, namun untuk terus belajar dan belajar.. Iqra' sampai akhir nafas kita..

Allah maha baik, aku dipertemukan dengan begitu banyak orang dengan keunikannya masing-masing, aku diuji dengan berbagai macam ujian sehingga aku banyak belajar..

Apakah sekarang menjudulkan diriku sebagai orang baik? Bukan. Aku adalah orang yang sedang belajar dan terus belajar menjadi orang normal, orang yang dicintai Allah, karena predikat "orang baik" akan sangat tergantung pada penilaian manusia, dan menurutku, bergantung pada penilaian manusia adalah hal paling melelahkan di muka bumi.
 

Blog Template by BloggerCandy.com