Friday, October 4, 2019

Untitled II

Panggil aku pemimpi
Karena impianku memanglah luas
mencapai langit dan udara
tentang diriku
dirinya
dan dunia

Panggil aku kuno
karena berinteraksi dan berbincang lebih kuhargai
membelai dan membaca buku lebih kucintai
daripada sapaan-sapaan tanpa makna
dan penyakit mata karena dunia maya

Panggil aku munafik
Karena aku mandiri, bernyanyi, menari, meraung, bertarung sendirian
namun lemah seketika dibelai puisi cinta

Duhai kamu yang merindu.
Anggap saja ini sebuah siklus
Mimpi, jatuh, mimpi lagi, jatuh lagi, bangkit lagi dengan dewasa dan ksatria
Cinta, kemudian kecewa, dan belajar memaknai cinta sebenarnya, lalu mendapatkan cinta seutuhnya
Semasa patah, masa siramlah, maka tunasnya akan tumbuh mengganti

tegarlah dalam diam
menantilah dengan bijaksana
titip saja cintamu pada angin
dan berharaplah beliau akan menjemputnya di ujung malam



 

Blog Template by BloggerCandy.com