Monday, April 18, 2011

Cinta Platonik



Hello everybody, apa kabar dunia? semoga hari ini cerah ceria dan hari esok riang gembira. hehehe.. hari ini ada acara ultah yang baru aja selesai diselenggarakan di kantorku. ultah sih kejadian biasa sebenarnya, yang ga biasa adalah, ultah ini dirayakan untuk seseorang yang ga ada disini. ceritanya gini, si Boss punya anak 3 biji, nah pas anak pertama dan ketiga beliau ultah, si Boss selalu ada di Bangladesh, kampungnya entah itu kebeulan untuk business trip, atau event apalah. nah anak keduanya sedih, karena udah 5 tahun sejak si Boss terakhir kali ada pada saat dia ultah. mengetahui anaknya sedih, si Boss berinisiatif mengarrange sebuah pesta ultah sederhana buat anaknya yg di Bangladesh. jadilah cewek2 di kantor termasuk aku heboh mempersiapkan acara tersebut, ada kue cantik, balin, pita, semua yang dibutuhkan buat b'day party anak 12 tahun.

Setelah melewati berbagai rintangan dan cobaan kayak balon pecah, jari tergores dll, terciptalah sebuah ruangan yang meriah. si Boss terlihat impress dan berterimakasih untuk effort itu. btw, intinya adalah, aku kagum sama ide beliau untuk merayakan ultah anaknya disini. I mean, anaknya kan ga disini, mestinya ngucapin selamat ultah lewat skype atau tlp aja cukup kali ya? tapi itulah bukti cinta beliau ke anaknya, setidak-tidaknya tu anak mungkin bakal ga sedih lagi kalau menonton video b'day party nya yang tar bakal dikirim sama bapaknya.. I hope so..

Ngemeng-ngemeng masalah cinta, bentuk cinta kan macem2 ya? yg kayak si Boss, itu cinta platonik namanya, atau bahasa awamnya, cinta tanpa pamrih. cinta yang cuma ada di hati orangtua buat anak-anaknya. pernahkah kita berfikir, betapa sebenarnya tanpa memperdulikan latar belakang, budaya, bangsa, bahasa, setiap orangtua selalu berusaha untuk membahagiakan anaknya?why so? karena pada diri seorang anak ada sebentuk cinta Allah didalamnya. Anak itu adalah amanah, sekaligus hadiah bukti cinta Allah pada orangtua kita, sedangkan fitrah setiap manusia adalah mencintai Tuhannya, karena itu, seberapa besarpun usaha orang tua untuk membuang anak yang tidak diinginkan, atau bagaimanapun buruknya anak-anaknya memperlakukannya, cinta orangtua tidak pernah luntur. Sudah waktunya kita berfikir, apakah cinta kita kepada orangtua kita juga layak dinamakan cinta platonik?

Menurut aku sih, kita baru tau apa itu cinta platonik kalau kita sudah jadi orang tua juga.. maksudku gini, diumur yang sekarang ini, kita juga dikerubuti oleh begituuu banyak cinta. cinta orang tua, keluarga, sahabat, kolega, teman, banyak lah pokoknya. tapi hampir semua bentuk cinta itu adalah cinta yang-walaupun ga mau ngaku- adalah cinta berpamrih. contohnya gini, cinta kita kepada sahabat, ketika sahabat mulai sibuk dengan urusannya sendiri, dan tidak punya waktu lagi untuk mendengarkan curhat kita, apakah kadar cinta kita kepadanya masih tetap sama?? cinta kepada pacar, ketika pacar kita sudah tidak memberikan kenyamanan yang kita butuhkan lagi, apakah cinta kita tidak perlahan memudar? cinta kantor? kalo gaji kita ga naik-naik sementara kerjaan kita nambah terus, apa ga pengen kabur??

Aku jadi inget petuah dari salah satu sahabatku, berbakti pada orangtua tu pahala luar biasaaa besarnya, dan kita cuma dikasih kesempatan untuk menuai pahala besar itu selama kita hidup dan orang kita hidup, sementara umur ga ada yang tau.. so, semua setuju kan kalau sudah waktunya kita membuktikan cinta kita ke ortu kita?

0 comments:

Post a Comment

 

Blog Template by BloggerCandy.com