Wednesday, May 23, 2012

Kapan doaku dikabulkan ya Allah????



Allah SwT berfirman:  “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu mengenai Aku maka (jawablah), bahwasannya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah: 186).

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu dikepung oleh setiap kebutuhan hidup yang harus diraih, harapan-harapan yang ingin digapai. Semua harapan, keinginan, dan kebutuhan tersebut selalu diusahakan agar terpenuhi dalam hidupnya. Yang miskin ingin menjadi kaya, yang kaya ingin kekayaannya bertambah, yang mempunyai kekuasaan ingin langgeng dalam kekuasaannya. Namun itu semua tidaklah dengan mudah diraih. Harus ada usaha yang sangat keras untuk mencapai keinginan, harapan, kebutuhan tersebut.

Usaha memang tidak bisa dipinggirkan, usaha tidak bisa dinafikan dan usaha tersebut harus dilaksanakan sekuat tenaga. Namun janganlah lupa, dalam ajaran Islam usaha tidak bisa lepas dari yang namanya do’a. Ya, do’a kepada Allah SwT agar apa yang kita harapkan dapat tercapai dengan baik. Bagaimanapun juga, Allah lah yang menentukan apakah usaha yang kita lakukan dapat berhasil diraih atau tidak. Maka, memohon kepada Allah SwT adalah sebuah keniscayaan.

Allah SwT sendiri menjamin, bahwa setiap do’a hamba-Nya akan dikabulkan sebagaimana firman Allah di atas, asalkan hamba-Nya itu selalu mendekatkan diri kepada Allah SwT dan menjalankan segala macam perintah-Nya.

Dalam sebuah hadits Rasulullah Saw bersabda:”Seorang hamba do’anya senantiasa akan dikabulkan selama tidak berdo’a untuk perbuatan dosa, atau memutuskan silaturrahim, serta selama tidak tergesa-gesa. Beliau ditanya, wahai Rasulullah apa yang dimaksud dengan tergesa-gesa?. Rasulullah menjawab, “Aku telah berdo’a, aku telah berdo’a, tetapi aku belum melihat do’aku dikabulkan. Lantas ia merasa kecewa dengan hal itu, sehingga ia pun tidak mau lagi berdo’a.” (HR. Muslim).

Dalam sabda tersebut Rasulullah Saw tersebut semakin jelas, bahwa Allah akan mengabulkan seluruh permintaan para hamba-Nya, asalkan dengan catatan, selama hamba-Nya tidak berdo’a untuk melakukan kemaksiatan.


Do’a hamba kepada Allah SwT merupakan bentuk tawadhu dan pengakuan bahwa kita adalah makhluk-Nya yang tidak bisa menentukan apapun kecuali dengan izin-Nya. Kalau kita tidak berdo’a kepada-Nya justru kita menjadi hamba yang sombong dihadapan-Nya. Dan selama do’a tersebut untuk kebaikan, maka Allah akan mengabulkan-Nya. Allah pulalah yang meminta agar hamba-Nya senantiasa memohon (berdo’a) kepada-Nya (QS. Al-Mukmin: 60).


Rasulullah Saw mengajarkan kepada umatnya agar senantiasa membiasakan diri untuk berdoa dalam segala hal, sampai-sampai dalam hal yang sederhana sekalipun ia mengajarkan agar diawali dengan berdo’a. seperti hendak makan, masuk WC, memakai baju kita dianjurkan untuk berdo’a. Tujuannya adalah agar kita selalu mengingat bahwa segala macam kenikmatan dan keberhasilan yang kita gapai adalah karena Allah SwT lah yang memberikan.

Dalam berdo’a kepada Allah SwT harus dilaksanakan dengan kesungguhan hati dan keyakinan bahwa Allah akan mengabulkan do’a tersebut. Jangan setengah-setengah atau merasa khawatir jikalau do’a yang disampaikan kepada Allah tidak dikabulkan. Rasulullah Saw bersabda: “Apabila kamu berdo’a janganlah berkata, Ya Allah, ampunilah aku kalau Engkau menghendaki, rahmatilah aku kalau Engkau menghendaki dan berilah aku rezeki kalau Engkau menghendaki.”

Dengan demikian secara prinsip do’a setiap hamba-Nya akan dikabulkan oleh Allah SwT selama bukan berdo’a untuk kemaksiatan. Namun, Allah SwT dalam mengabulkan do’a hamba-hamba-Nya mempunyai berbagai cara, yaitu:
1. Secara langsung (kontan), langsung dikabulkan do’anya tidak lama setelah ia berdo’a. 
2. Do’a tersebut akan kabulkan di akhirat, tidak di dunia. 
3. Do’a tersebut dikabulkan separuh di dunia dan separuh di akhirat. 
4. Do’a dikabulkan oleh Allah dalam bentuk lain yang tidak mirip dengan do’a yang diutarakan kepada Allah namun diganti dengan yang jauh lebih baik..

Semua itu karena Allah lah yang mengetahui kebutuhan yang sebenarnya hamba-Nya butuhkan, demi kebaikan hamba-Nya tersebut. Tapi biasanya kalau do’a yang kita sampaikan tidak juga dikabulkan, kita langsung berfikir yang tidak-tidak, Allah tidak sudilah dengan do’a kita, Allah tidak sayanglah kepada kita, Allah tidak adillah kepada kita, padahal orang lain do’anya dikabulkan.

Janganlah merasa bahwa do’a yang kita utarakan tidak dikabulkan oleh Allah jika sampai saat ini belum juga terkabulkan. Berpikirlah positif, mungkin Allah mengganti dengan yang lebih baik dari apa yang kita minta, atau ya itu tadi, do’a kita akan dikabulkan pada saat di akhirat.

Ada sebuah cerita dari sahabat, dimana Nabi Musa a.s., yang meminta agar Nabi Musa mendoakannya supaya ia diberikan rizki yang banyak dari Allah SwT. Tentunya ia mengetahui bahwa do’a para Nabi tidaklah ditolak oleh Allah SwT. Nabi Musa bermunajat kepada Allah SwT pada malam harinya, namun apa yang terjadi. Justru keesokan harinya, sahabatnya itu yang meminta didoakan supaya dapat rizki yang banyak justru mati diterkam binatang buas. Nabi Musa bertanya kepada Allah, “Ya Rabb, tadi malam aku memohon kepada-Mu agar sahabatku ini diberi rizqi yang banyak dan melimpah, tapi mengapa hari ini Engkau buat sahabatku dimangsa binatang buas dan meninggal dunia?”

Maka Allah SwT berfirman, “Wahai Musa, doamu telah aku kabulkan. Karena rizqi yang banyak dan melimpah tempatnya hanyalah di akhirat, maka sahabatmu harus mati terlebih dahulu sebelum mendapatkannya.”

Nah, cerita itu menggambarkan bahwa tidak selamanya do’a dikabulkan oleh Allah ketika kita masih hidup di dunia. Bisa saja apa yang kita minta sudah disiapkan Allah di akhirat nanti, atau diganti dengan yang lain yang lebih baik dan yang lebih pas sesuai kebutuhan kita. Jadi jangan meragukan lagi janji Allah yang akan mengabulkan do’a hamba-Nya yang beriman kepada-Nya, tentunya harus disertai dengan usaha yang maksimal. Wallaahu a’lam. 

Note:
Tulisan ini dikutip dari sebuah artikel yang ditulis oleh Mr. Zarkasih, dipublikasikan di http://www.pkesinteraktif.com 

0 comments:

Post a Comment

 

Blog Template by BloggerCandy.com