Tuesday, June 19, 2012

Mengenai Maaf Itu..


“Janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka tidak akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat (nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah. Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin agar Allah mengampunimu? Sesungguhnya, Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS An-Nur [24]: 22).

Masa lalu berlalu begitu laju..Sang Maha Cinta yang menciptakan cinta, memperkenalkan kita pada cinta, menyatukan manusia dalam cinta, dan memisahkan manusia juga karena cinta. Saat terpisah dengan cinta,  seringnya manusia lupa, bahwa salah satu anugerah-Nya yang paling besar adalah : hati yang besar.. hati yang ikhlas, hati yang memaafkan..

Maaf, kata dengan 4 huruf sederhana yang maknanya sama sekali tidak sederhana. Bukanlah hal mudah, apalagi sepele. Butuh kebesaran jiwa untuk meminta maaf, dan butuh jiwa yang jauh lebih besar lagi untuk bisa memaafkan..

Meminta maaf dan memaafkan adalah tanda bahwa seseorang telah dewasa..

Orang dewasa tidak seharusnya mengeluhkan hal-hal yang tidak ia peroleh. Orang dewasa akan berkonsentrasi pada hal-hal yang membesarkan jiwanya..

Setiap hari adalah masa untuk belajar. Pelajaran yang tersulit adalah pelajaran ikhlas, dan nilai terbaik akan diberikan Tuhan pada mereka yang pemaaf..

Tak ada asap bila tak ada api. Klasik. Tapi begitulah adanya, dalam setiap hubungan, selalu ada manusia-manusia - plural,bukan hanya manusia - yang bertanggungjawab untuk menjadikan hubungan itu baik, atau buruk. Sehingga tak perlu saling menyalahkan, ketika sebenarnya yang terjadi adalah manusia-manusia yang sama-sama bersalah .. Anyhow, atas apapun yang terjadi pada masa itu, aku pun berkontribusi.

28 tahun, sudahlah, waktunya berbenah diri dan tumbuh dewasa.. Bukan berarti sejarah akan berulang, belum berarti kisah akan berawal kembali. Menjadi dewasa adalah tentang memahami, bahwa semua akan berjalan mengikuti arus tawafnya, pada porosnya, sesuai porsinya, menurut waktunya..

Atas nama kedewasaan, atas perintah dari Tuhanku, aku, jiwa lemah bernama manusia biasa ini pun ingin dimaafkan, sebagaimana aku telah memaafkan..




0 comments:

Post a Comment

 

Blog Template by BloggerCandy.com