Tuesday, June 5, 2012

What if: he's just not that into you?




"Do you remember that super cute guy who said he'd call.. and didn't? Maybe he lost your number. Maybe he's in the hospital. Maybe he's amazed and awed by your beauty, brain and success. Or maybe he's just not that into you.."

Talking about love is always interesting right?  Karena memang fitrahnya begitu, manusia ini diciptakan dengan cinta dan dihidupkan dengan cinta, maka cinta akan selalu jadi bagian dari hidup manusia. Urusan manis, pahit, sedih, bahagia adalah bonus-bonus yang menyertainya. hehehe..

Apa perbedaan paling mendasar antara laki-laki dan perempuan dalam urusan cinta-cintaan? Sudah banyak literatur yang membahasnya.. Mulai dari Men from Mars and Women from Venus, Why Men Doesn't Listen and Women Can't Read Map, sampe Why Men Marry Bitches yang baru-baru ini kubaca. Tapi dari kesemuaaaa buku tersebut, yang aku yakin menulisnya pun sudah berdasarkan riset, intinya adalah:

"Laki-laki adalah makhluk taktis, dan perempuan adalah makhluk dramatis".

So, itulah sebabnya kenapa perempuan cenderung mendramatisir keadaan, yang sebenarnya kecil jadi besar, yang sebenarnya cuma 100 jadi 1000, yang sebenarnya tak ada jadi ada. Parahnya, kalau dramatisasi itu terjadi dalam hal relationship. Yap, itu parah, karena sebahagian besar, dramatisasi itu cuma bikin sakit hati.

Dalam film He's just not that into you, ada satu pemeran wanita,Gigi, yang nyaris desperate mencari cinta. Desperate bukan karena Gigi itu jelek dan membosankan, justru sebaliknya, dia cantik, cerdas, ceria, menyenangkan, humble, periang. Rasa desperate itu lebih sering muncul karena Gigi ini tipe perempuan yang selalu mendramatisir keadaan khususnya tentang laki-laki. Setiap ada laki-laki yang ditemuinya, dan laki-laki itu memenuhi beberapa kriteria cowok idamannya, langsung deh otak si Gigi merangkai sejumlah drama yang membuatnya berkhayal tentang kisah romantis dan pada akhirnya menjadikannya patah hati karena kisah yang dia impikan tidak terjadi.

Gigi bukan satu-satunya, dramatisasi adalah salah satu keahlian perempuan pada umumnya. Entah ada perbedaan apa secara anatomi jaringan otak, perempuan memang cenderung lebih pengkhayal ketimbang laki-laki. Well, contoh kecil saja, ketika perempuan curhat pada sahabat-sahabatnya. Sahabat kita yang laki-laki mungkin akan menanggapi dengan satu kalimat ringkas dan singkat saja (terkadang cenderung kejam tanpa perasaan.haha) ketika sahabat perempuan kita justru membanjiri kita dengan kalimat-kalimat super manis, menenangkan, muter sana muter sini yang sebenarnya intinya sama seperti yang disampaikan oleh sahabat kita yang cowok. So, cermati isi pembicaraan di bawah ini:

Discussion #1:

Wati :  Witaaaa. minggu lalu aku ketemu cowok cakep di coordination meeting
Wita :  Ohya? keren dong, secakep apa?
Wati :  Pokoknya aku banget deh, ganteng, baek.. pinter..
Wita :  Trus trus? kalian ngobrol apa?
Wati :  Kita ngobrolin kerjaan, sekolah, macem-macem deh..
Wita :  Wuaahhhh.. sesuatu bangeeeetttt..kayaknya kalian nyambung dong ya?
Wati : Iya, nyambung banget, dia baek banget sama aku, masak pas ketemu itu, dia bilang "the best moment of today is meeting you"
Wita :  Wuaaaaaahhhh.. itu kan sesuatu bangeeeetttt nomor 2
Wati :  Iya aku juga ngerasa gitu, sesuatu banget,  pas ngobrol dia liatin aku terus..
Wita :  Ya ampun watiiiiii.itu kayaknya dia naksir deh sama kamu, secara itukan sesuatu banget nomor 3.. trus trus?
Wati :  Trus abis ngobrol, kami tukeran kartu nama.
Wita :  Waahhh.. sesuatu banget nomor 4.
Wati :  Tapi ini udah seminggu dia ga kunjung nelepon aku, kenapa ya?..
Wita : Aduh, baru juga seminggu, sabar aja deh.. udah JELAS-JELAS dia tuh tertarik ama kamu, mungkin nomor kamu ilang, dan sekarang dia lagi heboh nelponin orang-orang di coordination meeting itu satu persatu trus nanyain no hape kamu.
Wati : Wah iya kali ya, mana waktu itu kan aku satu-satunya yang dari Muslim Aid, jadi orang-orang tuh emang pada ga kenal aku.
Wita : Ya ampuunnn.. kasian banget dia, tambah lama dong dia nyariin kamunya..kecuali dia maen ke kantor kamu..
Wati :  Oh iya ya, dia tau ga ya kantorku, secara kan kami baru aja pindah..
Wita : Wah, dia bakal perlu waktu untuk browse di internet nyariin kantor kamu, mana musim badai gini, internet bermasalah dan sering mati lampu..
Wati:  Wah iya.. aku nungguin aja lah, kan dia juga sekarang lagi berusaha nyariin aku..Waahhh.. wati aku seneng bangggeeettt.. akhirnya aku menemukan pangeranku.
Wita :  Iya sayang.. selamat yaaa… aku juga ikut seneng..  tar kamu rencana pake baju apa kalo dia datang?
Diskusi pun berlanjut, Wati dan Wita mulai membahas gaun pengantin ketika cowok ganteng yang digosipin mungkin lagi makan malam romantis sama pacarnya.

Obrolan diatas is so dramatic, dan tanpa bermaksud men-denial bahwa aku juga terkadang begitu (huhu..demi pembaca aku bikin pengakuan dah), pembicaraan diatas mengingatkanku pada salah satu adegan di film he’s just not that into you, ketika Alex, temennya Gigi mengeluh tentang perempuan yang berharap banyak padanya padahal dia ga ngerasain apa-apa. Dia bilang gini ”What happen to you girls?? You tend to collect all little gestures from the man you like and create a drama of it” 

Fiuhh.. anyway itulah yang terjadi kalo sesama perempuan lagi curhat. Skenario lainnya, ketika Wati memilih Iwan (sahabat laki-lakinya) untuk diskusi, mungkin hasilnya akan begini:

 Discussion #2 : 

Wati  :  Iwaaannn.. aku dong ketemu cowok kece pas coordination meeting minggu lalu..
Iwan :  Trus?
Wati :  Cakep bangeettt.. baek, pinter, humble, saleh, aku banget deh pokoknya.. trus dia bilang gini, "the best moment of today is meeting you" Sesuatu banget ga sih?
Iwan :   Ga tuh biasa aja,kan lagi meeting, wajar lah dia ngomong gitu karena lagi bosan.
Wati :   Ih kok kamu gitu amat sih.. dia tuh ngeliatin mataku pas ngobrol, trus ujung-ujungnya kami tukeran kartu nama..
Iwan :   Emang dia nelepon?
Wati :  Ga sih.. tapi mungkin nomerku hilang, dan sekarang dia lagi nyariin aku, atau nge-browse alamat kantorku.. atau..
Iwan:   Atau, what if: he’s just not that into you? Oke, aku bilang ya, menatap mata lawan bicara itu ga lebih dari sekedar untuk alasan kesopanan. Tuker kartu nama juga begitu. Dan, basic rules, ketika laki-laki mau menelpon, dia akan menelpon, instead, when a man looks like he’s not interested, means he’s not interested. Point. End of discussion. Udah lah ga udah mikir-mikir, cari lain aja sana.

Dan, begitulah adanya, laki-laki taktis, perempuan dramatis. Cukup menjawab kenyataan kenapa anak perempuan lebih suka maen game Barbie, yang isinya tentang memilih baju, sepatu, make up dan aksesoris yang jumlahnya ratusan, mencocokkannya dengan occasion yang akan dihadiri si Barbie, sementara anak laki-laki memilih untuk maen game yang intinya cuma tentang pilih senjata-tembak-menang atau mati.

Tepat seperti itu jugalah pembahasan-pembahasan yang terdapat hampir di semua buku-buku tentang relationship yang pernah aku baca. Pembahasan yang mencoba membuka mata dan logika perempuan mengenai pola fikir laki-laki yang cenderung pendek, direct, logis, taktis dan tepat sasaran, serta berorientasi pada pencarian solusi. Tidak seperti perempuan yang menghabiskan waktu mengkhayalkan hubungan romantis dengan laki-laki yang sebenarnya ga pernah tertarik sama dia. Fenomena ini, menurut istilah kak Nana namanya " Berakhir di sent item", maksudnya abis beberapa sms atau bbm, ya udah berakhir di dia, ga dibales lagi. hahaha

He may good, nice, humble, charming, almost perfect kind of man. He may pay full attention to you when you’re talking, you may have discussed many interesting topics during your conversation, he may say you’re beautiful, and you may have many things in common. It may means something, but it may also means anything or nothing at all.. 

Dan sulitnya ketika kamu bertemu dengan orang yang sangat memenuhi criteria idamanmu, baik hati pula, logika pun terbang sudah, berganti dengan harap-harap cemas atas sesuatu yang mungkin hanya ada dalam khayalan saja, padahal sikap baiknya itu bisa jadi baik karena rasa, atau memang hanya sekedar sikap baik orang baik kepada orang baik lainnya, dengan kata lain, ketika hubungan itu harus diberi judul, judulnya adalah : KAUSALITAS Nothing more than that. Just like yang dikatakan Friki, my bestfriend :
1.      Kalau dia baik, dan orang-orang sekitarnya mengkonfirmasi bahwa dia memang baik, dan dia memperlakukanmu dengan baik, artinya dia baik, tanpa rasa.
2.      Kalau dia baik, dan orang-orang sekitarnya mengkonfirmasi bahwa dia memang baik, dan dia memperlakukanmu dengan spesial, artinya dia baik, dengan rasa.

Nah, baik dan special itu batasnya tipis, apalagi kalau dari dunia sekitarnya, kita hanya mengenal “dia” saja, dan kita tak tahu apakah diantara orang-orang sekitarnya itu ada seseorang yang dia perlakukan lebih spesial dari kita.
It's soo.. hurting, torturing and devastating, indeed. Tapi ladies, memang sudah waktunya kita membuka mata dan fikiran kita, bahwa laki-laki, makhluk taktis itu, akan bertindak ketika mereka merasa memang harus bertindak. They’re so simple. Lapar? Makan. Ngantuk? Tidur. Naksir? Nembak. Kangen? Telpon. Ga kayak kita yang mungkin bikin banyak sekali pertimbangan sebelum melakukan sesuatu. 

So, my fellow ladies dimanapun diatas seluruh permukaan bumi Allah, ketimbang sakit hati, sakit kaki, patah arang putus harapan, lebih baik kurangilah kebiasaan berkhayal itu. Yakinlah, bahwa janji Allah bahwa “Laki-laki yang baik adalah untuk perempuan yang baik” pasti berlaku. Bukan berarti kita berpangku tangan, atau menjadi paranoid pada semua laki-laki yang singgah dalam hidup kita, atau malah jadi ga pedean. Salah banget kalo kita membiarkan diri kita terpuruk gara-gara itu, apalagi sampe berubah jadi perempuan murung pengeluh yang sama sekali ga menarik. Tapi alangkah baiknya, kalo waktu yang dikasih Allah selama masa single ini, kita manfaatkan untuk memperbaiki kualitas diri dan keimanan kita, sehingga menjadikan kita pantas bagi laki-laki terbaik sekufu, yang dipilihkan Allah untuk kita..

Santai aja, tenang aja.. logis aja.. One day, kita semua akan bahagia dalam cinta, amin.. amiinn.

4 comments:

Adi Saputra Wijaya said...

owh, gitu toh (laki2 taktis numpang komen :D)

intan maulida said...

Apa Di? Apakah ini sesuatu? *perempuan dramatis nyari-nyari pekara

nanazainal said...

ada juga perpaduan keduanya, taktis + dramatis = spontanitis *lebihmenyesatkansebenarnya*

intan maulida said...

Haha.. is that you kak Nana? :-D

Post a Comment

 

Blog Template by BloggerCandy.com