"Do you remember that super cute guy
who said he'd call.. and didn't? Maybe he lost your number. Maybe he's in the
hospital. Maybe he's amazed and awed by your beauty, brain and success. Or
maybe he's just not that into you.."
Talking about love is always interesting
right? Karena memang fitrahnya begitu, manusia ini diciptakan dengan
cinta dan dihidupkan dengan cinta, maka cinta akan selalu jadi bagian dari
hidup manusia. Urusan manis, pahit, sedih, bahagia adalah bonus-bonus yang
menyertainya. hehehe..
Apa perbedaan paling mendasar antara laki-laki
dan perempuan dalam urusan cinta-cintaan? Sudah banyak literatur yang
membahasnya.. Mulai dari Men from Mars and Women from Venus, Why Men
Doesn't Listen and Women Can't Read Map, sampe Why Men Marry Bitches
yang baru-baru ini kubaca. Tapi dari kesemuaaaa buku tersebut, yang aku yakin
menulisnya pun sudah berdasarkan riset, intinya adalah:
"Laki-laki adalah makhluk taktis, dan
perempuan adalah makhluk dramatis".
So, itulah sebabnya kenapa perempuan cenderung
mendramatisir keadaan, yang sebenarnya kecil jadi besar, yang sebenarnya cuma
100 jadi 1000, yang sebenarnya tak ada jadi ada. Parahnya, kalau dramatisasi
itu terjadi dalam hal relationship. Yap, itu parah, karena sebahagian besar,
dramatisasi itu cuma bikin sakit hati.
Dalam film He's just not that into
you, ada satu pemeran wanita,Gigi, yang nyaris desperate mencari
cinta. Desperate bukan karena Gigi itu jelek dan membosankan, justru sebaliknya,
dia cantik, cerdas, ceria, menyenangkan, humble, periang. Rasa desperate
itu lebih sering muncul karena Gigi ini tipe perempuan yang selalu
mendramatisir keadaan khususnya tentang laki-laki. Setiap ada laki-laki yang
ditemuinya, dan laki-laki itu memenuhi beberapa kriteria cowok idamannya,
langsung deh otak si Gigi merangkai sejumlah drama yang membuatnya berkhayal
tentang kisah romantis dan pada akhirnya menjadikannya patah hati karena kisah
yang dia impikan tidak terjadi.
Gigi bukan satu-satunya, dramatisasi adalah salah
satu keahlian perempuan pada umumnya. Entah ada perbedaan apa secara anatomi
jaringan otak, perempuan memang cenderung lebih pengkhayal ketimbang
laki-laki. Well, contoh kecil saja, ketika perempuan curhat pada
sahabat-sahabatnya. Sahabat kita yang laki-laki mungkin akan menanggapi dengan
satu kalimat ringkas dan singkat saja (terkadang cenderung kejam tanpa
perasaan.haha) ketika sahabat perempuan kita justru membanjiri kita dengan
kalimat-kalimat super manis, menenangkan, muter sana muter sini yang sebenarnya
intinya sama seperti yang disampaikan oleh sahabat kita yang cowok. So, cermati
isi pembicaraan di bawah ini:
Discussion #1:
Wati : Witaaaa. minggu lalu aku ketemu cowok
cakep di coordination meeting
Wita : Ohya? keren dong, secakep apa?
Wati : Pokoknya aku banget deh, ganteng, baek..
pinter..
Wita : Trus trus? kalian ngobrol apa?
Wati : Kita ngobrolin kerjaan, sekolah,
macem-macem deh..
Wita : Wuaahhhh.. sesuatu
bangeeeetttt..kayaknya kalian nyambung dong
ya?
Wati : Iya, nyambung banget, dia baek banget sama
aku, masak pas ketemu itu, dia bilang "the best moment of today is
meeting you"
Wita : Wuaaaaaahhhh.. itu kan sesuatu
bangeeeetttt nomor 2
Wati : Iya aku juga ngerasa gitu, sesuatu banget, pas ngobrol dia liatin aku terus..
Wita : Ya ampun watiiiiii.itu kayaknya dia naksir deh sama kamu, secara itukan sesuatu banget nomor 3.. trus trus?
Wati : Trus abis ngobrol, kami tukeran kartu nama.
Wita : Waahhh.. sesuatu banget nomor 4.
Wati : Tapi ini udah seminggu dia ga kunjung nelepon aku, kenapa ya?..
Wita : Aduh, baru juga seminggu, sabar aja deh..
udah JELAS-JELAS dia tuh tertarik ama kamu, mungkin nomor kamu ilang, dan
sekarang dia lagi heboh nelponin orang-orang di coordination meeting itu
satu persatu trus nanyain no hape kamu.
Wati : Wah iya kali ya, mana waktu itu kan aku
satu-satunya yang dari Muslim Aid, jadi orang-orang tuh emang pada ga kenal
aku.
Wita : Ya ampuunnn.. kasian banget dia, tambah
lama dong dia nyariin kamunya..kecuali dia maen ke kantor kamu..
Wati : Oh iya ya, dia tau ga ya kantorku, secara
kan kami baru aja pindah..
Wita : Wah, dia bakal perlu waktu untuk browse di
internet nyariin kantor kamu, mana musim badai gini, internet bermasalah dan
sering mati lampu..
Wati: Wah iya.. aku nungguin aja lah, kan dia
juga sekarang lagi berusaha nyariin aku..Waahhh.. wati aku seneng
bangggeeettt.. akhirnya aku menemukan pangeranku.
Wita : Iya sayang.. selamat yaaa… aku juga ikut
seneng.. tar kamu rencana pake baju apa
kalo dia datang?
Diskusi pun berlanjut, Wati dan Wita mulai membahas gaun pengantin ketika cowok ganteng yang digosipin mungkin lagi makan malam romantis sama pacarnya.
Obrolan diatas is so dramatic, dan tanpa bermaksud men-denial bahwa aku juga terkadang begitu (huhu..demi pembaca aku bikin pengakuan dah), pembicaraan diatas mengingatkanku pada salah satu adegan di film he’s just
not that into you, ketika Alex, temennya Gigi mengeluh tentang perempuan
yang berharap banyak padanya padahal dia ga ngerasain apa-apa. Dia bilang gini ”What
happen to you girls?? You tend to collect all little gestures from the man you
like and create a drama of it”
Fiuhh.. anyway itulah yang terjadi kalo sesama perempuan
lagi curhat. Skenario lainnya, ketika Wati memilih Iwan (sahabat laki-lakinya)
untuk diskusi, mungkin hasilnya akan begini:
Discussion #2 :
Wati : Iwaaannn.. aku dong ketemu cowok kece pas coordination
meeting minggu lalu..
Iwan : Trus?
Wati : Cakep bangeettt.. baek, pinter, humble,
saleh, aku banget deh pokoknya.. trus dia bilang gini, "the best moment
of today is meeting you" Sesuatu banget ga sih?
Iwan : Ga tuh biasa aja,kan lagi meeting, wajar
lah dia ngomong gitu karena lagi bosan.
Wati : Ih kok kamu gitu amat sih.. dia tuh
ngeliatin mataku pas ngobrol, trus ujung-ujungnya kami tukeran kartu nama..
Iwan : Emang dia nelepon?
Wati : Ga sih.. tapi mungkin nomerku hilang, dan
sekarang dia lagi nyariin aku, atau nge-browse alamat kantorku.. atau..
Iwan: Atau, what if: he’s just not that
into you? Oke, aku bilang ya, menatap mata lawan bicara itu ga lebih dari sekedar
untuk alasan kesopanan. Tuker kartu nama juga begitu. Dan, basic rules, ketika
laki-laki mau menelpon, dia akan menelpon, instead, when a man looks like
he’s not interested, means he’s not interested. Point. End of
discussion. Udah lah ga udah mikir-mikir, cari lain aja sana.
Dan, begitulah adanya, laki-laki taktis,
perempuan dramatis. Cukup menjawab kenyataan kenapa anak perempuan lebih suka
maen game Barbie, yang isinya tentang memilih baju, sepatu, make up dan
aksesoris yang jumlahnya ratusan, mencocokkannya dengan occasion yang
akan dihadiri si Barbie, sementara anak laki-laki memilih untuk maen game yang
intinya cuma tentang pilih senjata-tembak-menang atau mati.
Tepat seperti itu jugalah pembahasan-pembahasan
yang terdapat hampir di semua buku-buku tentang relationship yang pernah
aku baca. Pembahasan yang mencoba membuka mata dan logika perempuan mengenai
pola fikir laki-laki yang cenderung pendek, direct, logis, taktis dan
tepat sasaran, serta berorientasi pada pencarian solusi. Tidak seperti
perempuan yang menghabiskan waktu mengkhayalkan hubungan romantis dengan
laki-laki yang sebenarnya ga pernah tertarik sama dia. Fenomena ini, menurut istilah kak Nana namanya " Berakhir di sent item", maksudnya abis beberapa sms atau bbm, ya udah berakhir di dia, ga dibales lagi. hahaha
He may good, nice, humble, charming, almost
perfect kind of man. He may pay full attention to you when you’re talking, you
may have discussed many interesting topics during your conversation, he may say
you’re beautiful, and you may have many things in common. It may means
something, but it may also means anything or nothing at all..
Dan sulitnya ketika
kamu bertemu dengan orang yang sangat memenuhi criteria idamanmu, baik hati pula, logika pun
terbang sudah, berganti dengan harap-harap cemas atas sesuatu yang mungkin
hanya ada dalam khayalan saja, padahal sikap baiknya itu bisa jadi baik karena rasa, atau memang hanya sekedar sikap baik orang baik kepada orang baik lainnya, dengan kata lain, ketika hubungan itu harus diberi judul, judulnya adalah : KAUSALITAS. Nothing more than that. Just like yang dikatakan
Friki, my bestfriend :
1.
Kalau dia baik, dan orang-orang
sekitarnya mengkonfirmasi bahwa dia memang baik, dan dia memperlakukanmu dengan
baik, artinya dia baik, tanpa rasa.
2.
Kalau dia baik, dan orang-orang
sekitarnya mengkonfirmasi bahwa dia memang baik, dan dia memperlakukanmu dengan
spesial, artinya dia baik, dengan rasa.
Nah, baik dan special itu batasnya tipis, apalagi
kalau dari dunia sekitarnya, kita hanya mengenal “dia” saja, dan kita tak tahu
apakah diantara orang-orang sekitarnya itu ada seseorang yang dia perlakukan lebih
spesial dari kita.
It's soo.. hurting, torturing and
devastating, indeed. Tapi ladies, memang sudah waktunya kita membuka mata
dan fikiran kita, bahwa laki-laki, makhluk taktis itu, akan bertindak ketika
mereka merasa memang harus bertindak. They’re so simple. Lapar? Makan.
Ngantuk? Tidur. Naksir? Nembak. Kangen? Telpon. Ga kayak kita yang mungkin
bikin banyak sekali pertimbangan sebelum melakukan sesuatu.
So, my fellow ladies dimanapun diatas seluruh
permukaan bumi Allah, ketimbang sakit hati, sakit kaki, patah arang putus harapan, lebih
baik kurangilah kebiasaan berkhayal itu. Yakinlah, bahwa janji Allah
bahwa “Laki-laki yang baik adalah untuk perempuan yang baik” pasti
berlaku. Bukan berarti kita berpangku tangan, atau menjadi paranoid pada semua
laki-laki yang singgah dalam hidup kita, atau malah jadi ga pedean. Salah
banget kalo kita membiarkan diri kita terpuruk gara-gara itu, apalagi sampe
berubah jadi perempuan murung pengeluh yang sama sekali ga menarik. Tapi
alangkah baiknya, kalo waktu yang dikasih Allah selama masa single ini, kita
manfaatkan untuk memperbaiki kualitas diri dan keimanan kita, sehingga
menjadikan kita pantas bagi laki-laki terbaik sekufu, yang dipilihkan Allah
untuk kita..
Santai aja, tenang aja.. logis aja.. One day, kita semua akan bahagia dalam cinta,
amin.. amiinn.
4 comments:
owh, gitu toh (laki2 taktis numpang komen :D)
Apa Di? Apakah ini sesuatu? *perempuan dramatis nyari-nyari pekara
ada juga perpaduan keduanya, taktis + dramatis = spontanitis *lebihmenyesatkansebenarnya*
Haha.. is that you kak Nana? :-D
Post a Comment