Sunday, April 15, 2012

Sohib Permanen

Sahabat itu seperti dua sisi mata uang. Menyenangkan tapi terkadang bisa membuat sedih. Menghibur tapi terkadang bisa menyebalkan. Mengisi waktu luang tapi terkadang tidak punya waktu luang. Tapi apapun, satu yang jelas, sahabat itu selalu ada. selalu siaga, selalu mendengarkan walau tidak selalu memberi solusi. selalu menguatkan, dan selalu memberi semangat. Tidak selalu hadir secara fisik, tapi selalu ada..  Dan yang namanya sahabat itu, walau habis bertengkar sekalipun, tetap baikan lagi. Karena orang bersahabat selalu menyadari, bahwa sahabat tidak mungkin saling menyakiti.,  setelah beradu argumen pun, tanpa harus meminta maaf pun udah baikan lagi. :-)

That's why I love them soooo muuucccchhhhhh, kendati seperti yang aku ungkapkan diatas tadi, namanya manusia dengan isi kepala yang berbeda, pasti lah perbedaan pendapat selalu muncul. Salah satu contoh, aku dan sahabatku, Nia, selaluuuuuuuuuuuu berselisih faham urusan indikator kekeranan cowok. Aku dengan filosofi "kacamata" ku dan dia dengan filosofi "putih" nya. Menurutnya, aku selalu naksir sama cowok berkacamata tanpa memperhatikan unsur-unsur lainnya, sejenis obsesif kompulsif pada kacamata. Padahal sumpah, aku ga separah itu. Cowok berkacamata memang menarik minatku, tapi kan gak serta merta membuatku jatuh cinta begitu aja. Nia dulu pernah bilang " si Intan itu, seandainya Wak Lu (orang gila yang suka nongkrong di kampusku) pake kacamata, dia pasti naksir", dan aku biasanya jawab "si Nia itu, Wak Lu di bleaching pun dia pasti naksir". Hahahaha.. kasian Wak lu jadi bahan pertengkaran. Anyway, Nia ini paling faham tentang aku. Kami udah bersahabat dari TK, ketika manusia mulai mengerti apa itu berteman, aku sudah berteman sama dia. Ga heran kan, kalo dia menyimpan hampir semuaaaaaaaa rahasia kelamku. Hehehehe..

Aku dan Nia
Sahabatku yang sebiji lagi, satu-satunya sahabat beda gender yang aku punya, bener-bener punya karakter seperti dua sisi mata uang. Kalau pagi dia bisa sangat menguatkan, malam dia bisa tiba-tiba jadi aneh. Paginya waras lagi, malamnya sableng lagi. Aku yakin dia juga berpendapat sama tentang aku. Namanya Fikri. Dulu pas kami masih satu kantor, Boss kami sering salah memanggil dia dengan Friki. Jadilah aku memanggilnya juga Friki sejak saat itu. Nah ada satu percakapan yang sangat ga penting, terjadi pada suatu malam saat tingkat kegalauanku mencapai level yang lumayan tinggi. Hehehe.. Dan entah kenapa, malam itu aku memilih Friki untuk jadi tempat curhat. Suatu keputusan yang kemudian membuat malamku lebih galau *buseettt..

Malam itu, jam setengah 1. Aku bbm Friki
Frik, kok aku ngerasa ga ada yang naksir yah? *pertanyaan orang galau

Dalam khayalanku, seorang sohib nan sempurna akan menjawab pertanyaan itu dengan lemah lembut, menghibur, memaparkan keindahan ku sebagai sohibnya, dan membesarkan hatiku. Tapi Friki, my boybestfriend itu menjawab:

"Emang ga ada, cemana jadi mau dibikin??:

Frikiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii........jawabanmu itu loh. Fiuuhh.. Anyway pagi-paginya dia bbm aku lagi. Aku fikir mungkin dia mau minta maaf.

Friki  : Tan, kenapa sih semalam nanya-nanya gitu? Aku kan udah tidur
Intan : Iya, semalam aku galau... *berharap friki akan menghiburku kali ini
Friki : Hmm.. memang terkadang fenomena kayak gitu terjadi tan, fenomena kayak kita punya kios, dimana ga sebatang rokokpun laku dijual.
Intan : Frikiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii...............................&^$#*&(#@%*

Begitulah sohib, terkadang aneh dan menyebalkan, tapi sohib tetap sohib, yang kau cari setiap hatimu galau, yang kau curhatin setiap kali kau butuh untuk didengarkan.

Asal tau aja ya, ini poto si friki yang aku pasang dalm keadaan tertekan dan terpaksa. Ini juga poto dia pilih sendiri, dia kirim lewat bbm dan dia suruh posting sesegera mungkin. Hadeehh..


Sahabat terparah di dunia satu lagi adalah Didit, yang sekarang lagi sekolah di Jerman. Well, Didit ini sebenarnya lebih "Adik" ketimbang sohib. Apapun namanya, dia termasuk yang paling deket juga. Nah Didit dan istrinya, Lia, adalah pasangan yang merupakan kombinasi dari Asterix dan Obelix, Spongesbob dan Patrick, Heejun dan Philips, kompak banget. Mungkin karena Didit dan Lia berlawanan jenis, kekompakan tersebut akhirnya berujung pada pernikahan. Hehehe..  Didit ini bijaksana, cerdas, dewasa tapi terkadang (well, many times) punya jawaban ngaco atas pertanyaan-pertanyaan kita. Satu contoh, ketika aku lagi maen sepeda di sekitaran kampus, aku bbm Didit.

Intan : Dit, maen sepeda yok, kakak lagi sama si Asep nih. (Asep tu sepedaku)
Didit : Hari ini ga bisa kak.. besok ya Dit kenalin sama si Bunga, sepeda Dit.
Intan ; Idih, sepeda kok namanya Bunga? Kayak nama korban perkosaan?
Didit : Ketimbang Asep? kayak nama tukang perkosanya.
Intan : *speechless..

ka-ki : Ijaliskuspembersihkakus, Didit, Aku, Lia

Fitria alias Pipit, adalah sohibku yang paling objektif kalo diajak curhat. Dia bijaksana, bijaksini dan manis sekali . Sometimes, pipit ini merangkap sebagai partner in denial. Misalnya, morning I told her to calmdown, move on and stop crying, then in the night, I am the one who cry. In the morning she asked me to stop stalking somebody's life, tapi besoknya dia ngaku dia baru aja stalking somebody's tweet. Hahaha.. tapi justru semua denial-denial bego itulah salah satu faktor yang membuat betah lama-lama ngobrol sama dia. She is also my adventure pal. Kawan bertualang, petualangan kami di Malaysia *it was not really bertualang karena Malaysia-Indonesia looks similar lah..* adalah pembuka dari perjalanan-perjalanan kami yang berikutnya. Well, sampai saat ini belum ada perjalanan berikutnya sih, karena kami sama-sama disibukkan dengan karir masing-masing, plus, persiapan pernikahan Pipit. Yeah, my bestfriend is going to marry, menyusul bestfriend-bestfriendku yang lain. Nia, Sri, Pipit, Didit and soon, Friki.

Me and Pipit


Menyadari sahabat akan menikah sebenarnya, sejujurnya, dari lubuk hati yang paling dalam, menciptakan rasa khawatir dan takut kehilangan.. Tapi kebahagiaan sahabat, adalah kebahagiaanku juga. Apapun yang terjadi, apapun status yang kami sandang, sahabat adalah sahabat. Selamanya, permanen. Akan selalu manis seperti permen, akan selalu ada seperti udara. Love you guys..

Fun Walk 15/04/12. Ki-ka : K' Emma, Sepupu Tania, Tania, Aku, Nia, Norma


Rihlah Alue Naga 15/04/12 bersama kelompok Khalaqah.

My EE team

2 comments:

Unknown said...

laik diss,.. :D

nice story sist, hhehe,..

intan maulida said...

maacih little brother.. :-) You too lah, mulai nulis sana..

Post a Comment

 

Blog Template by BloggerCandy.com