Thursday, June 28, 2012

Kapalo dan Teori Relativitas Einstein

This is the story of "kapalo.."

Buat yang bukan orang Aceh mungkin ga faham apa itu kapalo. "Kapalo" itu adalah istilah yang biasa dipakai orang-orang di Aceh untuk menyuarakan aspirasinya *halah terhadap satu kejadian yang ga biasa dan cenderung genting. Tapi beda dengan "ya ampun" yang bisa digunakan untuk hal-hal yang lebih jamak seperti heran dan kaget yang bernuansa positif atau negatif, "kapalo" lebih sering digunakan kalo situasinya bener-bener aneh bin ajaib atau berada di ujung tanduk. Masih bingung? ilustrasinya kira-kira gini:

Somebody #1  : Buset, aku lagi enak-enaknya pacaran sama si A, dateng pula si B, pacarku yang satu lagi. Kapalo..

atau

Somebody #2 : Waaa.... gara-gara nonton Euro jadi telat ke kantor. Kapalo.. kapaloooooo..

Ya, semoga dua contoh diatas sudah cukup menggambarkan lah, betapa gentingnya kondisi-kondisi yang menyebabkan seseorang berteriak "kapalo".

So, apa penyebab ke-kapalo-an kita hari ini? Buanyaaakkk.. sodara-sodara. Tapi aku hanya akan menceritakan  yang menurutku paling signifikan saja lah ya. 

Ceritanya begini, aku punya phobia yang luar binasa terhadap tangga. Bukan ketinggian. hanya tangga. Aku takuuut sekali disuruh turun tangga sendirian. Apalagi ketika tangga itu bisa bergerak (eskalator), maka ketakutanku akan tambah parah. Pernah aku dan sepupuku, Witri ribut diujung eskalator pas lagi shopping, karena dia menarik-narik aku ke eskalator sementara aku menarik-narik dia menuju elevator, which is, dia ga suka karena dia klaustrophobia. Jadilah kami seperti maen sinetron, lengkap dengan adegan tarik menarik, dorong mendorong, tereak-tereak dan tangis-tangisan. Akhirnya, setelah 15 menit maen sinetron dengan ditonton oleh banyak orang di mall itu, kami memutuskan untuk turun masing-masing pake armada kesukaan masing-masing, dan ketemu dibawah.

But kejadian kapalonya terjadi beberapa minggu yang lalu, pas kantorku pindah ke gedung baru yang lebih gede dan berlantai dua. Berhubung aku takut sama tangga, maka aku menghiba-hiba sama orang HR untuk menempatkan ruanganku di lantai satu. Tapi apalah daya, walaupun aku akhirnya mendapatkan ruangan di bawah, namun seperangkat manajemen semua ditempatkan di lantai dua. Means, tetap akan ada adegan naik turun tangga untuk minta tanda tangan. But fine lah, waktu itu aku fikir I'll be fine, selalu ada orang yang bisa dimintai tolong untuk megangin aku pas turun tangga.

Namun dalam hidup manusia selalu ada titik terendah, ketika semua kekerenan terkorbankan dalam sebuah peristiwa bodoh *hahaha.. Hari itu adalah hari senin, minggu kedua di kantor baru. Aku puasa, jadi aku menghabiskan waktuku mengerjakan tugas di ruanganku. Sama sekali tidak keluar-keluar, maklum, dikejar deadline. Akhirnya setelah perjuangan 4 jam penuh dengan peluh dan air mata, selesailah si Peningsial Repot (baca: Financial Report) itu. Artinya aku harus segera keatas untuk minta tanda tangan boss. So, dengan penuh kepedean tingkat dewa, aku pun keluar ruangan, dan naik tangga dengan tertatih-tatih (walo tertatih tapi aku berani naik tangga).

Aku pun mengetuk pintu pak boss. Sekali, dua kali, tiga kali, tak ada jawaban. Aku ucapkan salam, tak ada jawaban. Aku panggil, tak ada jawaban. Angin berhembus pelan dari teras, semilir, tapi sepi. Sepi??? yeah, baru aku sadari tak ada seorangpun di lantai dua. Aku melongok ke bawah, juga sepi. Sama sekali tak ada orang. Aku lihat jam, 12.55. Eh ternyata jam makan siang, pantas saja kantor kosong. Hah, kosong??? this is terrible.. Aku tereak panggilin orang-orang yang mungkin masih ada di kantor, tapi tak ada jawaban sama sekali. 

I am completely alone, di lantai dua, takut gempa dan ga berani turun sama sekali. Jantungku berdegup kencang, mulutku mulai mendesis "kapalo..kapalo.. kapalo...". Tapi aku kemudian berfikir, setiap manusia dilahirkan untuk berjuang. Maka jika aku harus mati, biarlah aku mati dalam perjuangan. Itu lebih keren dan motivating bagi orang-orang yang nanti membaca beritanya di koran. Jadi aku putuskan untuk turun.

Langkah pertama sangatlah berat sekali. Berasa mau pingsan.. namun aku menguatkan diri. Dengan membaca basmalah, al-fatihah dan ayat kursi, aku pun melangkah, pelaaaannn sekali, dengan kaki bergetar, satu tangan memegang erat pengaman, dan tangan lainnya meraba-raba dinding mencari perlindungan. Satu anak tangga pun terlampaui. Aku merasa keren.. tapi perjuangan belum berakhir. Masih ada 15 anak tangga lagi. 

Di anak tangga kedua, aku membaca surah Al-Alaq sembari turun. Habis satu surah, anak tangga pun terlampaui dua biji. Aku senang bukan kepalang. Aku pun melanjutkan perjuanganku dengan membaca surah-surah selanjutnya. And, tepat ketika masih ada 10 anak tangga lagi kebawah, aku stuck. Hafalanku tak banyak. Aku pun terdiam. Harus cari cara lain. Lalu muncullah ide cemerlang itu di kepalaku. Aku nyanyi saja. Lalu, masih dengan gerakan merayap-rayap, aku pun turun lagi sambil menyanyikan lagu "somewhere over the rainbow". Tapi lagi-lagi, lagu itu habis ketika masih ada 5 anak tangga lagi dibawahku. Aku pun mulai pucat. Aku kemudian mulai berfikir tentang kata-kata motivasi yang aku baca di buku Ghandi. Bahwa perjuangan harus berlanjut, bahwa setiap manusia harus berfikir maju, beriman pada Tuhannya, dan mencintai sesamanya. Dengan semangat penuh, aku pun kembali merayap turun.

Dan.. disitulah.. ketika kakiku akhirnya menapaki anak tangga terakhir. dengan ekspresi pucat pasi, tangan gemetaran, kepala pusing, kening penuh keringat dingin dan nyaris menangis histeris, munculllah mereka.. my office mates. Segerobak tolak, ketawa ketiwi, muka segar abis makan siang, dan menyapaku..

"hai intan.."

Begitulah hidup. Ketika kau harus sendirian dalam perjuangan yang teramat sangat berat, ketika kau bisa saja mati terguling-guling dari tangga, ketika wajahmu mengguratkan kepedihan yang amat dalam sebagai manifestasi dari perjuangan tanpa henti, mereka, yang seharusnya jadi mitra berjuangmu, muncul, terlambat berabad-abad dari yang seharusnya.. Atau akukah yang tak sabar? Kalau aku menunggu kan aku bisa turun dengan tangan dipegangi dua orang bagaikan mempelai wanita ya kan?

Aku pun tersenyum, hanya segaris, senyum terpaksa dilandasi sebel luar biasa.. 

Tak lama aku menoleh ke jam dinding, ingin menunjukkan pada sohib-sohib itu bahwa temannya baru saja berjuang berabad-abad menuruni tangga dan betapa teganya mereka makan siang nggak bilang-bilang aku dan bisa saja ketika mereka pulang aku hanya tinggal nama dan.. hei... wait... kenapa jam di dinding menunjukkan pukul 13.00? Masih dengan muka terbengong-bengong aku melangkah ke dapur, liatin jam yang disana, juga 13.00. Heh?? jadi perjuanganku dengan segala macem hafalan, lagu parau dan motivasi ala Ghandi itu cuma 5 menit doang???? Jadi masa aku tertatih-tatih itu, berusaha menyambung hidupku dan berjudi dengan nasib itu berlangsung 5 menit doang??? Yaeeelllaaahhhh...

Ternyata teori relativitas waktunya Mbah Einstein memang tak main-main ya.  Betapa 5 jam hengot bersama gebetan kita terasa sangat singkat, sementara perjuangan 5 menit bertahan mengatasi ketakutan terasa bagai berabad-abad. Mungkin kasusnya sama kayak newly wed couple yang pengeeeennnn banget punya anak. Ditambah lagi dengan pertanyaan kanan kiri muka belakang tentang "kapan hamil? kok belum hamil? sengaja nunda ya? blah blah blah" yang membuat si couple itu merasa kayak pasangan tua renta yang kesepian, padahal mereka baru nikah dua bulan.
 
Anyway, demikianlah kisah kapaloku hari ini, disamping beberapa kisah kapalo lainnya yang terjadi di kantor ini. Pada akhirnya, entah ada hubungannya atau tidak dengan phobia tangga yang ga keren sama sekali itu, aku punya falsafah hidup keren yang terinpirasi dari kejadian ini, yang aku pilih sebagai penutup artikel ini.

"Hidup ini singkat Guys, terkadang kita menghabiskan masa mencari pertolongan, padahal terkadang pahlawan terdekat kita adalah diri kita sendiri, be strong aja lah yaaaaa"





Monday, June 25, 2012

Puisi Binar Rindu

Desir waktu kian bergulir
Memucat paras sang nawan
Derai seketika tegup-tegup jantung
Menuntun aksara sang pemilik lara

Pijak malam mengelabuhi hening
Hasrat terpendam membeku di sendi
Hingar menggelegar menggema
Hujatkan seruan seribu tanya?

Haruskah ku patri rinduku
Di dalam bilik hati dan kusulamkan
Di setiap palung jiwaku?

Tuhan :
Bila benar binar rindu ini tak kan
Ber tuan maka redupkanlah
Bersama angan yang kerap
membayang

Di dalam purnama-purnama malam
Agar hati tak lagi melayarkan mimpi
Dalam kesemuan…..

Dikutip dari:
http://www.gudangpuisi.com/2012/06/binar-rindu.html

Curcol

Guys, sebenarnya aku lagi ga punya ide buat nulis, but let see lah, ditulis saja. Mana tau sembari menulis akan ada ide-ide yang mendadak bermunculan. hehehe.. *pede
Sedari sabtu kemarin, hari-hariku penuh dengan skedul membabu buta. Mulai dari kerjaan rumah tangga, membantu tante ku untuk acara pindahan rumah baru di rumahnya, sampe pagi ini pontang panting nyiapin bahan presentasi buat meeting. But, terbayar lah semua capek itu pas melihat orang-orang bisa memahami apa yang aku sampaikan, dan team yang ikut meeting menyetujui sebahagian besar usul-usulku. It means so much..

So, ada yang terjadi dalam beberapa hari terakhir ini, yang aku anggap punya kontribusi lumayan besar terhadap moodku. Aku akhirnya memutuskan berdamai dengan masa laluku. Dimulai dari beberapa catatan permintaan maaf dan pernyataan sudah memafkan dan dilanjutkan dengan komunikasi lewat bbm. Buat kalian yang mungkin punya masalah yang belum terselaikan dengan masa lalu, dan menyimpan dendam di hati, atau memutuskan untuk memblokir semua jalur komunikasi, trust me, memaafkandan dimaafkan  itu rasanya legaaaaa banget. 

Terlepas dari urusan membabu buta dan maaf-maafan, beberapa bulan terakhir ini skedul weekend ku sebagian besar diisi dengan menghadiri wedding demi wedding. Dimulai dari sahabatku, Pipit, Friki, sodara-sodara, teman sekantor, sampe kemarin, sepupuku tercinta. Ga heran, saat-saat menjelang Ramadhan memang biasanya jadi musim nikah. Well, sedikit banyak, menghadiri wedding demi wedding itu mulai mempengaruhi fikiranku juga. 

28 tahun dan single. Pekerjaan, sahabat-sahabat yang jumlahnya super banyak, saudara-saudara yang penuh support dan aktivitasku di masjid cukup menyibukkan kepalaku selama ini, sehingga keinginan untuk menikah-meski terkadang muncul- bisa lah di- destruct sehingga tidak terlalu membebani fikiran. Tapi ya akhir-akhir ini keinginan itu mulai muncul dengan kuat lagi. hehehe.. Mungkin terpengaruh suasana kali ye..

Aku pernah memposting salah satu artikel yang judulnya "jodoh dan kedewasaan kita". Aku percaya, bahwa apapun yang telah digariskan Allah untuk kita, akan terwujud tepat pada waktunya. Tidak akan tertukar dengan takdir orang lain, dan waktunya pun takkan terlambat atau lebih cepat sedetikpun dari yang telah Allah gariskan. Tinggal kita berusaha dan berdoa, agar kita tak termasuk umat yang berpangku tangan, karena Allah hanya memberi pada mereka yang meminta..

Sudahkan aku berusaha dan meminta? Menurut ukuran dan indikatorku sebagai manusia, sudah. Tapi mungkin belum cukup, atau mungkin menurut Allah aku belum cukup dewasa, atau Allah masih menginginkan aku melakukan apapun yang aku lakukan sekarang, sebelum waktu dan fikiranku nantinya terbagi dengan urusan keluarga.Entahlah, tapi aku percaya bahwa ini hanya masalah waktu saja.

Sudah banyaaaaakkk sekali anugerah yang aku terima dari Allah. Sampai-sampai takkan cukup waktu untuk menghitungnya. Lalu, adilkah aku jika mengeluhkan satu hal itu, padahal aku sudah mendapatkan seribu juta milyar kenikmatan yang tak bisa diukur dengan ukuran manusia? 

Ya Allah, aku mohon jangan Engkau masukkan aku dalam golongan hamba-hamba yang kufur nikmat. 

Alone does not mean lonely. One day, tak lama lagi, akan kupakai gaun putih itu.. very soon.. :-)



Thursday, June 21, 2012

Dan masih tentang cinta..

Hei matahari,
hari ini sinarmu terasa lebih menusuk ketimbang biasanya..
Gerah, panas

Hei angin
mengapa pelit sekali berbagi hembus...
hari ini kau terlalu tak peduli..
hanya menambah peluh saja

Maaf aku menceracau
Ketika hati bimbang dan bersusah-susah
semua terlihat dan terasa salah.
panas, dingin, hujan, tidak hujan, semua salah..
tapi ini bukan salahmu..

Lalu apa yang benar?
aku perlu yang benar.
aku hanya perlu yang benar
bukan yang datang dan pergi tanpa pesan
bukan yang muncul dan menghilang tanpa perasaan
bukan yang bertanya namun tak menjawab
atau yang menjawab sekedarnya tanpa bertanya balik

Bukan itu.. bukan..

Aku perlu yang nyata..
yang ada, yang setia, yang tersedia

Dimana dia?
Menitipkan salam lewat angin?
omong kosong!!
karena terkadang angin pun berkhianat
menyimpan salam untuk dirinya sendiri

Menitipkan pesan lewat udara?
apa dia gila??
bagaimana mungkin udara tahu untuk siapa pesan itu sesungguhnya..
jika setiap hari  ada sekian juta milyar makhluk yang menghirupnya!!

Wahai dia yang namanya belum kuketahui
Tak adil memintaku menuggu terlalu lama
Hanya membuat usiaku dipenuhi lumut
dan tubuhku dipenuhi kelabang.

Wahai dia yang namanya belum kuketahui
Kau tahu apa yang tak pernah berdusta?
kau tau apa yang pernah berkhianat?
TAKDIR

Aku telah memintamu pada pemilik takdirmu.
Dan kau,
Apa yang menahanmu?
Jika memang ada rasa itu
minta aku pada pemilik takdirku!!
Maka takdir kita akan saling menyahut..

Datanglah.. ketika aku masih cukup cantik untuk menyambutmu

Sesederhana itu..
Tuesday, June 19, 2012

Mengenai Maaf Itu..


“Janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka tidak akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat (nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah. Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin agar Allah mengampunimu? Sesungguhnya, Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS An-Nur [24]: 22).

Masa lalu berlalu begitu laju..Sang Maha Cinta yang menciptakan cinta, memperkenalkan kita pada cinta, menyatukan manusia dalam cinta, dan memisahkan manusia juga karena cinta. Saat terpisah dengan cinta,  seringnya manusia lupa, bahwa salah satu anugerah-Nya yang paling besar adalah : hati yang besar.. hati yang ikhlas, hati yang memaafkan..

Maaf, kata dengan 4 huruf sederhana yang maknanya sama sekali tidak sederhana. Bukanlah hal mudah, apalagi sepele. Butuh kebesaran jiwa untuk meminta maaf, dan butuh jiwa yang jauh lebih besar lagi untuk bisa memaafkan..

Meminta maaf dan memaafkan adalah tanda bahwa seseorang telah dewasa..

Orang dewasa tidak seharusnya mengeluhkan hal-hal yang tidak ia peroleh. Orang dewasa akan berkonsentrasi pada hal-hal yang membesarkan jiwanya..

Setiap hari adalah masa untuk belajar. Pelajaran yang tersulit adalah pelajaran ikhlas, dan nilai terbaik akan diberikan Tuhan pada mereka yang pemaaf..

Tak ada asap bila tak ada api. Klasik. Tapi begitulah adanya, dalam setiap hubungan, selalu ada manusia-manusia - plural,bukan hanya manusia - yang bertanggungjawab untuk menjadikan hubungan itu baik, atau buruk. Sehingga tak perlu saling menyalahkan, ketika sebenarnya yang terjadi adalah manusia-manusia yang sama-sama bersalah .. Anyhow, atas apapun yang terjadi pada masa itu, aku pun berkontribusi.

28 tahun, sudahlah, waktunya berbenah diri dan tumbuh dewasa.. Bukan berarti sejarah akan berulang, belum berarti kisah akan berawal kembali. Menjadi dewasa adalah tentang memahami, bahwa semua akan berjalan mengikuti arus tawafnya, pada porosnya, sesuai porsinya, menurut waktunya..

Atas nama kedewasaan, atas perintah dari Tuhanku, aku, jiwa lemah bernama manusia biasa ini pun ingin dimaafkan, sebagaimana aku telah memaafkan..




Monday, June 18, 2012

Tentang Cinta..



Izinkan wajahku menjadi wajah telaga, Merona saat disulut cinta, Menangis saat batin kehilangan kata. Memerah saat dihinggapi amarah. Mengguras saat digores waktu. Izinkan wajahku bersuara apa adanya, bagai telaga yang tak menolak lumut juga lumpur, namun tetap indah dalam teguh dan ikhlasnya. Kepada udara, kepada surya, kepada alam raya, menanti engkau yang melayang mencari arti hingga dini hari datang. Lalu kau luruh menjadi embun yang mengecupi halus wajahku
Saat engkau mencair menjadi aku dan aku hidup oleh sentuhanmu. Bersua tanpa samaran apa-apa. Saat semua cuma cinta. Cinta semua saat. Dan bukan lagi saat demi saat.. 
-dee-

 Bicara tentang cinta, bicara tentang rasa..

Cinta adalah anugerah, everybody said that. I couldn't agree more. Memang betul, Allah menganugerahkan kita mata, telinga, semua panca indra agar kita dapat melihat, menyentuh dan mendengar. Dari situlah kemudian muncul kagum, yang berkolaborasi dengan perasaan, sehingga memunculkan cinta. Dalam hati..

Sering kan mendengar orang-orang yang mencintai namun tak dapat menceritakan alasan dibalik cinta. Butakah? bodohkah? bukan.. justru orang menjadi speechless ketika ia mencintai dengan tulus.. 

Jawabku ketika seorang sahabat mempertanyakan keputusan cepatku menerima lamarannya: "Aku cinta dia.. tapi bukan karena baik, karena banyak yang lebih baik. Bukan karena cerdas, karena banyak yang lebih cerdas. bukan karena humble, karena banyak yang lebih humble.. I just.. love him. for some reason that only known by my heart.. reasons that even my mouth couldn't tell.." 

Cinta is such a beautiful feeling. Pastilah, karena hadirnya dari Sang Maha Indah.  Hadirnya pun tak dinyana, tak diduga, tanpa prediksi. It just.. happen!!

Tak ada yang kebetulan bagi Allah. Kebetulan hanyalah bahasa yang digunakan oleh manusia untuk menyatakan keterbatasan pengetahuannya terhadap sesuatu. Bagi Allah, everything happen for reason.  

Tanya angin, berhembusnya itu, semena-menakah? atau ada yang mengatur? 
Tanya daun, jatuhkah ia dengan kebetulan? atau suatu kekuatan Maha Besar yang memintanya untuk jatuh?

Beberapa mungkin berkisah "Waktu itu ATM ku ketinggalan di mesinnya, lupa aku tarik abis ngambil duit. Trus dia laporin ATM itu ke bank. Jadi pas aku ke bank ngambil ATM, kebetulan aja ketemu dia disana. Sekarang kami deket, bentar lagi nikah insya Allah.."

Kebetulankah? bukan.. itu sudah diatur begitu..

Beberapa lagi berkisah " Aku ketemu dia ga sengaja pas seminar. Dosennya praktisi perbankan yang punya link ke seluruh perbankan paling yahud di dunia. Disaat orang-orang berusaha mencari muka dengan cara tereak-tereak menanyakan pertanyaan yang sebenarnya jawabannya ada dalam buku, dia malah ketiduran di kelas.. Aku suka, aku deketin aja.."

Kebetulan lagi? nop, begitulah jalannya..

We never know, because life is so mysterious.. Entah dimana kita akan bertemu dengan sang soulmate, kapan, siapa, kenapa bisa suka padahal tidak sesuai dengan tipe impian kita.. Bahkan dalam situasi yang menurut kita paling kebetulan atau paling absurd sekalipun.. Allah punya kuasa, yang sama sekali tidak tersentuh oleh ilmu manusia yang cuma sebutir pasir ini..

Dan rasa -seumpama semilir angin malam yang hanya bisa dirasa oleh kulit-kulit yang kesepian- akan terasa bila segenap hati dan perasaan terbuka untuk menerimanya. Tak kan terasa pada mereka yang menutup diri.. 

Tahukah, bahwa ketika kita mengingat seseorang dengan teramat sangat, atau merasakan namanya seolah memantul-mantul dalam kepala, itu artinya orang tersebut juga sedang merasakan hal sama..  Teman biasa, kenalan di warung kopi, penjual martabak, teman ngaji, partner bisnis, atau memang naksir, apapun judul hubungannya, perasaan manusia memang saling mengikat. Kita diciptakan oleh Zat yang sama, that's why we share feeling..

"Eh ya ampun, kebetulan banget, aku baru aja mau telpon kamu.."

"Masya Allah.. kebetulan.. baru aja diomongin orangnya dateng.."

Kita menamakan itu kebetulan, ketika yang sedang terjadi sebenarnya adalah takdir..

Human shares feeling.. Allah membuatnya begitu agar manusia membiasakan dirinya berfikir sebelum bertindak. Menyayangi mengundang sayang. Menyakiti mengundang sakit.. Membenci membuahkan benci. Marah membuahkan amarah, dan cinta? akan berbuah cinta..

Tinggal kita, dengan ilmu dan kemampuan dan kapasitas kita yang luar biasa terbatas ini, melakukan tugas kita untuk berusaha dan berdoa. Berharaplah, semoga rasa yang kita rasa adalah rasa yang datang sebagai titisan dari rasa yang dirasakan Allah..Bukan rasa yang merupakan manifestasi dari hasutan Si Musuh Nyata , yang hadir untuk melalaikan manusia dari ingat akan Tuhannya..

Rasa yang hadir dari Allah tidak akan membuat orang yang merasakannya lalai akan Allah.. Rasa yang bernilai ibadah tidak akan menjadi onak duri bagi ibadah lainnya.. 

Maka memohonlah, "Ya Allah ya Rabb yang Maha Cinta, karuniakanlah kepada kami cinta yang hadir semata-mata dari Engkau dan karena Engkau. Cinta yang memperbaiki kualitas keimanan kami terhadap Engkau dan cinta yang membuat kami semakin cinta akan Engkau" 

Amin...




Berhijrahlah..

"Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak.” (QS. an-Nisa: 100)

Tuesday, June 12, 2012

The song I love so much

Thursday, June 7, 2012

Tiga menit..



Pernahkah kamu merasa waktu mendadak lenyap, tapi bumi tetap berputar?
Ya. Aku tau maksudmu. Bumi yang kamu pijak berputar, tapi waktu di benakmu beku.
Pernahkah kamu merasa tidak kemana-mana, sekaligus berada dimana-mana?
Aku juga tau itu. Perasaan lebur total yang tak terperi indahnya.
Dan pernahkah kamu tidak berkata-kata, tetapi kamu berbicara?
Bukankah itu yang sedang kita lakukan sekarang?
-dee-
 
Waktu tak lebih dari sekedar angka..
Ada yang setuju dan ada yang membantah..
Tak mengapa..
Karena bagiku memang begitu, 
karena waktu tak pernah jadi penentu kapan, dimana dan seberapa dalam hati akan tersentuh..

Seperti aku, hanya butuh 3 menit untuk menyadari
Bahwa ia mulai merasuk..
3 menit, yang bagi beberapa orang mungkin tak bermakna apa-apa..
Namun cukup untuk membuat langit terlihat lebih biru
Cukup bagi angin untuk membuat semilirnya terasa lebih menusuk..
menyapa langsung ke hati..
 

24 purnama setelah 3 menit pertama..
ternyata hanya butuh 3 menit untuk menyadari
Bahwa semua rasa adalah tak lebih dari angin lalu.. bukan buatku, tapi buatnya..
Dia tak kusalahkan, karena ia tak tahu..

Anyway, menyakitkan memang
Mematahkan, apalagi.
Tapi tak mengapa, paling tidak sekarang semuanya jelas..
Ini lah jawaban yang aku cari
Jawaban yang diluar keinginan
Tapi paling tidak, punya jawaban jauh lebih baik daripada termangu menunggu yang tak ada..
Sudahlah.. 

Kubersembahkan sujud panjangku padamu Allah..
Sujud panjang penuh syukur..
Aku tahu Kau hanya akan memberikan aku yang terbaik..
Apapun keputusan-Mu Allah.. 
Aku akan baik-baik saja..

Tuesday, June 5, 2012

What if: he's just not that into you?




"Do you remember that super cute guy who said he'd call.. and didn't? Maybe he lost your number. Maybe he's in the hospital. Maybe he's amazed and awed by your beauty, brain and success. Or maybe he's just not that into you.."

Talking about love is always interesting right?  Karena memang fitrahnya begitu, manusia ini diciptakan dengan cinta dan dihidupkan dengan cinta, maka cinta akan selalu jadi bagian dari hidup manusia. Urusan manis, pahit, sedih, bahagia adalah bonus-bonus yang menyertainya. hehehe..

Apa perbedaan paling mendasar antara laki-laki dan perempuan dalam urusan cinta-cintaan? Sudah banyak literatur yang membahasnya.. Mulai dari Men from Mars and Women from Venus, Why Men Doesn't Listen and Women Can't Read Map, sampe Why Men Marry Bitches yang baru-baru ini kubaca. Tapi dari kesemuaaaa buku tersebut, yang aku yakin menulisnya pun sudah berdasarkan riset, intinya adalah:

"Laki-laki adalah makhluk taktis, dan perempuan adalah makhluk dramatis".

So, itulah sebabnya kenapa perempuan cenderung mendramatisir keadaan, yang sebenarnya kecil jadi besar, yang sebenarnya cuma 100 jadi 1000, yang sebenarnya tak ada jadi ada. Parahnya, kalau dramatisasi itu terjadi dalam hal relationship. Yap, itu parah, karena sebahagian besar, dramatisasi itu cuma bikin sakit hati.

Dalam film He's just not that into you, ada satu pemeran wanita,Gigi, yang nyaris desperate mencari cinta. Desperate bukan karena Gigi itu jelek dan membosankan, justru sebaliknya, dia cantik, cerdas, ceria, menyenangkan, humble, periang. Rasa desperate itu lebih sering muncul karena Gigi ini tipe perempuan yang selalu mendramatisir keadaan khususnya tentang laki-laki. Setiap ada laki-laki yang ditemuinya, dan laki-laki itu memenuhi beberapa kriteria cowok idamannya, langsung deh otak si Gigi merangkai sejumlah drama yang membuatnya berkhayal tentang kisah romantis dan pada akhirnya menjadikannya patah hati karena kisah yang dia impikan tidak terjadi.

Gigi bukan satu-satunya, dramatisasi adalah salah satu keahlian perempuan pada umumnya. Entah ada perbedaan apa secara anatomi jaringan otak, perempuan memang cenderung lebih pengkhayal ketimbang laki-laki. Well, contoh kecil saja, ketika perempuan curhat pada sahabat-sahabatnya. Sahabat kita yang laki-laki mungkin akan menanggapi dengan satu kalimat ringkas dan singkat saja (terkadang cenderung kejam tanpa perasaan.haha) ketika sahabat perempuan kita justru membanjiri kita dengan kalimat-kalimat super manis, menenangkan, muter sana muter sini yang sebenarnya intinya sama seperti yang disampaikan oleh sahabat kita yang cowok. So, cermati isi pembicaraan di bawah ini:

Discussion #1:

Wati :  Witaaaa. minggu lalu aku ketemu cowok cakep di coordination meeting
Wita :  Ohya? keren dong, secakep apa?
Wati :  Pokoknya aku banget deh, ganteng, baek.. pinter..
Wita :  Trus trus? kalian ngobrol apa?
Wati :  Kita ngobrolin kerjaan, sekolah, macem-macem deh..
Wita :  Wuaahhhh.. sesuatu bangeeeetttt..kayaknya kalian nyambung dong ya?
Wati : Iya, nyambung banget, dia baek banget sama aku, masak pas ketemu itu, dia bilang "the best moment of today is meeting you"
Wita :  Wuaaaaaahhhh.. itu kan sesuatu bangeeeetttt nomor 2
Wati :  Iya aku juga ngerasa gitu, sesuatu banget,  pas ngobrol dia liatin aku terus..
Wita :  Ya ampun watiiiiii.itu kayaknya dia naksir deh sama kamu, secara itukan sesuatu banget nomor 3.. trus trus?
Wati :  Trus abis ngobrol, kami tukeran kartu nama.
Wita :  Waahhh.. sesuatu banget nomor 4.
Wati :  Tapi ini udah seminggu dia ga kunjung nelepon aku, kenapa ya?..
Wita : Aduh, baru juga seminggu, sabar aja deh.. udah JELAS-JELAS dia tuh tertarik ama kamu, mungkin nomor kamu ilang, dan sekarang dia lagi heboh nelponin orang-orang di coordination meeting itu satu persatu trus nanyain no hape kamu.
Wati : Wah iya kali ya, mana waktu itu kan aku satu-satunya yang dari Muslim Aid, jadi orang-orang tuh emang pada ga kenal aku.
Wita : Ya ampuunnn.. kasian banget dia, tambah lama dong dia nyariin kamunya..kecuali dia maen ke kantor kamu..
Wati :  Oh iya ya, dia tau ga ya kantorku, secara kan kami baru aja pindah..
Wita : Wah, dia bakal perlu waktu untuk browse di internet nyariin kantor kamu, mana musim badai gini, internet bermasalah dan sering mati lampu..
Wati:  Wah iya.. aku nungguin aja lah, kan dia juga sekarang lagi berusaha nyariin aku..Waahhh.. wati aku seneng bangggeeettt.. akhirnya aku menemukan pangeranku.
Wita :  Iya sayang.. selamat yaaa… aku juga ikut seneng..  tar kamu rencana pake baju apa kalo dia datang?
Diskusi pun berlanjut, Wati dan Wita mulai membahas gaun pengantin ketika cowok ganteng yang digosipin mungkin lagi makan malam romantis sama pacarnya.

Obrolan diatas is so dramatic, dan tanpa bermaksud men-denial bahwa aku juga terkadang begitu (huhu..demi pembaca aku bikin pengakuan dah), pembicaraan diatas mengingatkanku pada salah satu adegan di film he’s just not that into you, ketika Alex, temennya Gigi mengeluh tentang perempuan yang berharap banyak padanya padahal dia ga ngerasain apa-apa. Dia bilang gini ”What happen to you girls?? You tend to collect all little gestures from the man you like and create a drama of it” 

Fiuhh.. anyway itulah yang terjadi kalo sesama perempuan lagi curhat. Skenario lainnya, ketika Wati memilih Iwan (sahabat laki-lakinya) untuk diskusi, mungkin hasilnya akan begini:

 Discussion #2 : 

Wati  :  Iwaaannn.. aku dong ketemu cowok kece pas coordination meeting minggu lalu..
Iwan :  Trus?
Wati :  Cakep bangeettt.. baek, pinter, humble, saleh, aku banget deh pokoknya.. trus dia bilang gini, "the best moment of today is meeting you" Sesuatu banget ga sih?
Iwan :   Ga tuh biasa aja,kan lagi meeting, wajar lah dia ngomong gitu karena lagi bosan.
Wati :   Ih kok kamu gitu amat sih.. dia tuh ngeliatin mataku pas ngobrol, trus ujung-ujungnya kami tukeran kartu nama..
Iwan :   Emang dia nelepon?
Wati :  Ga sih.. tapi mungkin nomerku hilang, dan sekarang dia lagi nyariin aku, atau nge-browse alamat kantorku.. atau..
Iwan:   Atau, what if: he’s just not that into you? Oke, aku bilang ya, menatap mata lawan bicara itu ga lebih dari sekedar untuk alasan kesopanan. Tuker kartu nama juga begitu. Dan, basic rules, ketika laki-laki mau menelpon, dia akan menelpon, instead, when a man looks like he’s not interested, means he’s not interested. Point. End of discussion. Udah lah ga udah mikir-mikir, cari lain aja sana.

Dan, begitulah adanya, laki-laki taktis, perempuan dramatis. Cukup menjawab kenyataan kenapa anak perempuan lebih suka maen game Barbie, yang isinya tentang memilih baju, sepatu, make up dan aksesoris yang jumlahnya ratusan, mencocokkannya dengan occasion yang akan dihadiri si Barbie, sementara anak laki-laki memilih untuk maen game yang intinya cuma tentang pilih senjata-tembak-menang atau mati.

Tepat seperti itu jugalah pembahasan-pembahasan yang terdapat hampir di semua buku-buku tentang relationship yang pernah aku baca. Pembahasan yang mencoba membuka mata dan logika perempuan mengenai pola fikir laki-laki yang cenderung pendek, direct, logis, taktis dan tepat sasaran, serta berorientasi pada pencarian solusi. Tidak seperti perempuan yang menghabiskan waktu mengkhayalkan hubungan romantis dengan laki-laki yang sebenarnya ga pernah tertarik sama dia. Fenomena ini, menurut istilah kak Nana namanya " Berakhir di sent item", maksudnya abis beberapa sms atau bbm, ya udah berakhir di dia, ga dibales lagi. hahaha

He may good, nice, humble, charming, almost perfect kind of man. He may pay full attention to you when you’re talking, you may have discussed many interesting topics during your conversation, he may say you’re beautiful, and you may have many things in common. It may means something, but it may also means anything or nothing at all.. 

Dan sulitnya ketika kamu bertemu dengan orang yang sangat memenuhi criteria idamanmu, baik hati pula, logika pun terbang sudah, berganti dengan harap-harap cemas atas sesuatu yang mungkin hanya ada dalam khayalan saja, padahal sikap baiknya itu bisa jadi baik karena rasa, atau memang hanya sekedar sikap baik orang baik kepada orang baik lainnya, dengan kata lain, ketika hubungan itu harus diberi judul, judulnya adalah : KAUSALITAS Nothing more than that. Just like yang dikatakan Friki, my bestfriend :
1.      Kalau dia baik, dan orang-orang sekitarnya mengkonfirmasi bahwa dia memang baik, dan dia memperlakukanmu dengan baik, artinya dia baik, tanpa rasa.
2.      Kalau dia baik, dan orang-orang sekitarnya mengkonfirmasi bahwa dia memang baik, dan dia memperlakukanmu dengan spesial, artinya dia baik, dengan rasa.

Nah, baik dan special itu batasnya tipis, apalagi kalau dari dunia sekitarnya, kita hanya mengenal “dia” saja, dan kita tak tahu apakah diantara orang-orang sekitarnya itu ada seseorang yang dia perlakukan lebih spesial dari kita.
It's soo.. hurting, torturing and devastating, indeed. Tapi ladies, memang sudah waktunya kita membuka mata dan fikiran kita, bahwa laki-laki, makhluk taktis itu, akan bertindak ketika mereka merasa memang harus bertindak. They’re so simple. Lapar? Makan. Ngantuk? Tidur. Naksir? Nembak. Kangen? Telpon. Ga kayak kita yang mungkin bikin banyak sekali pertimbangan sebelum melakukan sesuatu. 

So, my fellow ladies dimanapun diatas seluruh permukaan bumi Allah, ketimbang sakit hati, sakit kaki, patah arang putus harapan, lebih baik kurangilah kebiasaan berkhayal itu. Yakinlah, bahwa janji Allah bahwa “Laki-laki yang baik adalah untuk perempuan yang baik” pasti berlaku. Bukan berarti kita berpangku tangan, atau menjadi paranoid pada semua laki-laki yang singgah dalam hidup kita, atau malah jadi ga pedean. Salah banget kalo kita membiarkan diri kita terpuruk gara-gara itu, apalagi sampe berubah jadi perempuan murung pengeluh yang sama sekali ga menarik. Tapi alangkah baiknya, kalo waktu yang dikasih Allah selama masa single ini, kita manfaatkan untuk memperbaiki kualitas diri dan keimanan kita, sehingga menjadikan kita pantas bagi laki-laki terbaik sekufu, yang dipilihkan Allah untuk kita..

Santai aja, tenang aja.. logis aja.. One day, kita semua akan bahagia dalam cinta, amin.. amiinn.

Matematika Sedekah: Memberi Lebih Banyak, Menuai Lebih Banyak*)

Oleh: USTADZ H YUSUF MANSUR

SEDEKAH bisa mendatangkan ampunan Allah, menghapus dosa dan menutup kesalahan dan keburukan. Sedekah bisa mendatangkan ridha Allah, dan sedekah bisa mendatangkan kasih sayang dan bantuan Allah. Inilah fadilah sedekah yang ditawarkan Allah bagi para pelakunya.
Hidup kita jadi susah, lantaran banyak dosa.

Dosa-dosa itulah yang mengakibatkan kehidupan kita menjadi tertutup dari kasih sayang Allah. Kesalahan-kesalahan yang kita buat, baik terhadap Allah maupun terhadap manusia, membuat kita terperangkap dalam lautan kesusahan. Hidup pun banyak masalah. Lalu Allah datang menawarkan bantuan-Nya, menawarkan kasih sayang-Nya, menawarkan ridha-Nya terhadap ikhtiar kita, dan menawarkan ampunan-Nya. Tapi kepada siapa Allah berikan ini semua? Jelas, Allah memberikannya kepada yang mau bersedekah dan yang membantu orang lain atau yang peduli dan berbagi dengan sesama.


Kita memang susah. Tapi pasti ada yang lebih susah. Kita memang sulit, tapi pasti ada yang lebih sulit. Kita memang sedih, tapi barangkali ada yang lebih sedih. Terhadap mereka inilah Allah minta kita memperhatikan jika ingin diperhatikan.

Matematika Dasar Sedekah
Apa yang kita lihat dari matematika di bawah ini?
10 – 1 = 19
Pertambahan, ya? Bukan pengurangan? Kenapa matematikanya begitu? Matematika pengurangan dari mana, ketika dikurangi hasilnya malah lebih besar?

Kenapa bukan 10-1 = 9?
Inilah kiranya matematika sedekah. Dimana ketika kita memberi dari apa yang kita punya, Allah justru akan mengembalikan lebih banyak lagi. Matematika sedekah di atas, matematika sederhana yang diambil dari Quran Surat Al-An`am ayat 160, Allah menjanjikan balasan 10x lipat bagi mereka yang mau berbuat baik (sedekah).

Jadi, ketika kita punya 10, lalu kita sedekahkan 1 di antara yang sepuluh itu, maka hasil akhirnya bukan 9, melainkan 19. Sebab yang satu, yang kita keluarkan, dikembalikan Allah sepuluh kali lipat.
Bagi mereka yang mau bersedekah dengan lebih besar, tentu akan lebih banyak lagi yang didapatnya. Sebab Allah menjanjikan balasan berkali-kali lipat, bahkan dalam Quran Surat Al-Baqarah ayat 261, Allah menjanjikan hingga 700x lipat.

Tinggallah kita yang kemudian membuka mata, bahwa pengembalian Allah itu bentuknya apa? Bukalah mata hati, dan kembangkan ke-husnudzdzan-an (positive thinking) ke Allah, bahwa Allah pasti membalas dengan balasan yang pas buat kita.

2.5 % Tidaklah Cukup


Barangkali sekarang ini zamannya minimalis. Sehingga ke sedekah juga hitung-hitungannya jadi minimalis. Angka yang biasa diangkat, 2,5%. Jika kita coba ilustrasikan, dengan perkalian sepuluh kali lipat, bahwa sedekah minimalis itu tidak punya pengaruh yang signifikan.

Contoh berikut ini, adalah seorang karyawan yang punya gaji 1juta. Dia punya pengeluaran rutin 2 juta. Kemudian dia bersedekah 2,5% dari penghasilan yang 1juta itu. Maka perhitungannya adalah: 2,5% dari 1.000.000 = 25.000. Maka yang tercatat: 1.000.000 – 25.000 = 975.000.

Angka 975.000 bukan hasil akhir. Allah akan mengembalikan lagi yang 2,5% yang dikeluarkan sebanyak sepuluh kali lipat, atau sebesar 250.000. Sehingga dia bakal mendapatkan rizki min haitsu laa yahtasib (rizki tak terduga) sebesar: 975.000 + 250.000 = 1.225.000.

Jadi, “hasil akhir” dari perhitungan sedekah 2,5% dari 1juta, hanya Rp. 1.225.000,-. Angka ini masih jauh dari pengeluaran dia yang sebesar Rp.2 juta. Jadi, jika dia sedekahnya 2,5%, dia harus mencari sisa Rp. 775.000 untuk menutupi kebutuhannya.

Maka sedekah 2,5% itu tidaklah cukup. Hasilnya akan lebih besar bila sedekah 10%.
perhitungannya adalah : 10% dari 1.000.000 = 100.000. Maka yang tercatat : 1.000.000 – 100.000 = 900.000.

Ingatlah, angka 900.000 itu bukanlah hasil akhir. Allah akan mengembalikan lagi yang 2,5% yang dia keluarkan sebanyak sepuluh kali lipat, atau dikembalikan sebesar 1.000.000. Sehingga dia bakal mendapatkan rizki min haitsu laa yahtasib (rizki tak terduga) sebesar: 900.000 + 1.000.000 = 1.900.000.
Dengan perhitungan ini, dia berhasil mengubah penghasilannya mendekati angka pengeluaran yang 2 juta. Dia cukup butuh 100 ribu tambahan lagi, yang barangkali Allah yang akan menggenapkannya.

Saudaraku, janganlah merasa berkecil hati jika hanya mampu bersedekah 2,5%. Sedekah tersebut tetap akan mencukupi kebutuhan-kebutuhan kita, di dunia maupun akhirat, kalau kita bagus dalam amaliyah lainnya. Misalnya, bagus dalam mengerjakan shalat. Shalat dilakukan selalu berjamaah. Shalat dilakukan dengan menambah sunnah-sunnahnya; qabliyah ba’diyah, hajat, dhuha, tahajjud. Bagus juga dalam hubungan dengan orang tua, dengan keluarga, dengan tetangga, dengan kawan sekerja, kawan usaha. Ditambah bila maksiat dan keburukan sedikit, insya Allah, Allah mencukuplkan segala kebutuhan kita.

USTADZ H.YUSUF MANSUR,
Trainer Wisata Hati dan Pengasuh Pondok Pesantren Daarul Quran, Tanggerang, Banten

*) Naskah ditranskrip oleh AHMAD SAHIDIN dari tausiyah Ustadz H.Yusuf Mansur yang bertema “Kun Fayakun” di Pesantren Daarut Tauhiid Bandung, 7 Januari 2008; dan www.daarulquran.org
 

Blog Template by BloggerCandy.com